Senin 11 Jul 2016 19:00 WIB

Jumlah Kebakaran Hutan di Riau Diperkirakan Terus Meningkat

Rep: c36/ Red: Bilal Ramadhan
Kebakaran hutan
Foto: blogspot
Kebakaran hutan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah kejadian kebakaran hutan di Provinsi Riau diprediksi meningkat hingga akhir tahun ini. Sepanjang Januari  hingga awal Juli, Polda Riau mencatat ada 64 kasus pembakaran lahan yang menyebabkan kebakaran hutan.

Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Riau, Komisaris Besar Polisi (Kombespol) Rivai Sinambela mengatakan sepanjang 2015, ada 71 kasus pembakaran lahan yang ditangani pihaknya.

"Kalau melihat perbandingan satu tahun dibandingkan enam bulan, ada perkiraan jumlahnya bisa meningkat," ujar Rivai kepada Republika.co.id, Senin (11/7).

Hingga saat ini, sebanyak 37 kasus telah mencapai tahap P-21. Sisanya, lanjut Rivai, masih dalam proses penyidikan. Menurut Rivai, seluruh kejadian tidak melibatkan industri atau perusahaan tertentu. Penyebab kebakaran adalah saat ada perorangan membuka lahan untuk kepentingan pertanian.

"Sebab masih ada anggapan membuka lahan dengan cara membakar lebih murah, efektif. Mereka punya satu dua hektar lahan lantas untuk membuka, dibakar dulu. Memang perlu terus ada penyadaran kepada masyarakat mengenai hal ini," tegasnya.

Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya, mengatakan pihaknya  masih harus melewati fase kritis kedua periode pemantauan titik panas. Evaluasi pemantauan titik panas secara keseluruhan dilakukan pada Oktober mendatang.

"Jika kondisi cuaca baik, maka segera dapat dievaluasi. Jika belum, maka kita masih lakukan penanganan dan terus waspada hingga September," tutur dia di Kantor Kementerian LHK, Senin.

Pihaknya pun terus memantau perkembangan pembukaan lahan di berbagai daerah seperti Aceh dan Kalimantan. Pembukaan lahan tersebut diharapkan tidak menimbulkan potensi kebakaran hutan.

Berdasarkan pendataan Kementerian LHK pada periode 1 Januari–9 Juli 2016, ada 1.043 titik api terpantau dariSatelit NOAA 18/19.  Bila dibandingkan dengan periode yang sama pada 2015, terjadi penurunan  titik panas sebanyak 2.121 titik atau 67,03 persen.

Sedangkan menurut data  Satelit Terra/Aqua ada1.868titik panas yang terpantau. Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada 2015, jumlah titik api mengalami penurunan sebanyak 329 titik atau 14,97 persen.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement