REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Anne Aly akan menjadi wanita Muslim pertama yang menduduki kursi parlemen Australia Barat. Hal itu diperoleh usai Komisi Pemilu Australia menemukan kesalahan perhitungan suara.
Seperti dilansir dari Business Insider Australia, Selasa (12/7), perolehan Aly meningkat 25 persen setelah Komisi Pemilu Australia menemukan 200 suara salah dialokasikan. Suara akhirnya dialokasikan ke Partai Buruh, setelah sebelumnya menjadi milik anggota parlemen Partai Liberal, Lukas Simpkins.
Simpkins yang merupakan lawan Aly, sempat mengungkapkan rencana pelarangan terhadap pemakaian burka. Bahkan, ia sempat melontarkan komentar negatif tentang makanan halal di Australia, serta sejumlah tanggapan yang mendiskreditkan Islam.
Komisi Pemilu Australia mengungkapkan kesalahan perhitungan surat suara terjadi pada malam pemilihan di bilik suara tunggal. Saat ini Aly memimpin pertarungan dengan 786 suara, dan berada di atas Simpkins yang pertama kali memenangkan kursi di Perth pada 2007 lalu.
Anne Aly yang lahir di Mesir sudah tinggal di Australia sejak usia dua tahun, dan merupakan seorang professor di Cowan University Edith. Pendiri dari People Againts Violent Extremism ini juga merupakan ahli esktrimisme yang kerap memberikan masukan ke pemerintah tentang anti-terorisme dan memerangi radikalisasi.
Baca juga, Protes Anti-Muslim Berujung Kekerasan di Australia.
Aly akan bergabung dengan rekan di Partai Buruh, Ed HUsic, dan menjadi Muslim kedua yang duduk di kursi parlemen federal Australia. Perhitungan suara terakhir di Cowan diharapkan selesai pekan depan, dengan proses pemilihan terakhir yang akan diselenggarakan pada hari Jum'at.