REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah melalukan penyisiran di sembilan provinsi di Indonesia terkait temuan vaksin palsu Bareskrim Polri. Dari sembilan provinsi tersebut, ditemukan ada empat sampel vaksin yang diduga telah dipalsukan.
Direktur pengawasan Distribusi Obat Badan POM, Arustiono mengatakan, pihaknya telah melakukan penelusuran di seluruh wilayah Indonesia. Hasil penelusuran, terdapat 37 fasilitas kesehatan yang berada di sembilan provinsi yang kedapatan ada vaksin palsu.
"Mereka mendapatkan vaksin dari sumber yang tidak resmi dengan jumlah sampel sebanyak 39 jenis," ujar Arustino di Kemenkes RI, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa (12/7).
Arustiono menjabarkan, pihaknya telah melakukan pemeriksaan pengujian sampel tersebut. Dari 39 sampel telah ditemukan empat sampel yang isinya tidak sesuai, misalnya ada satu sampel yang diduga palsu karena label tidak sesuai dengan isi. "Jadi ada satu vaksin tulisannya DPT, tapi isinya justru hepatitis B," ujar dia.
Sembilan provinsi yang terdapat vaksin palsu adalah Pekanbaru, Palembang, Bandar Lampung, Serang, DKI Jakarta, Bandung, Surabaya, Pangkal Pinang, dan Batam.