Rabu 13 Jul 2016 06:54 WIB

Ketika Raksasa Skotlandia Ditaklukkan Liliput dari Negeri Antah Berantah

Red: M.Iqbal
Kapten Celtic Scott Brown (kanan) tertunduk lesu selepas timnya dikalahkan Lincoln Red Imps di Stadion Victoria, Rabu (13/7) dini hari WIB.
Foto: Sky Sports
Kapten Celtic Scott Brown (kanan) tertunduk lesu selepas timnya dikalahkan Lincoln Red Imps di Stadion Victoria, Rabu (13/7) dini hari WIB.

REPUBLIKA.CO.ID,Roy Chipolina mempunyai keinginan yang sederhana jelang laga antara klubnya, Lincoln Red Imps menghadapi Glasgow Celtic pada leg pertama kualifikasi pertama Liga Champions 2016/2017 di Stadion Victoria, Rabu (13/7) dini hari WIB. Chipolina, yang sehari-hari bertugas sebagai petugas Bea dan Cukai Gibraltar, ingin agar Lincoln mampu menaklukkan Celtic. Menurut Chipolina, kemenangan atas Celtic akan menjadi kejutan terbesar dalam persepakbolaan Eropa.

“Saya pikir demikian. Tentu jika kita melihat sejarah kedua klub,” ujarnya seperti dilansir Team Talk, Rabu (13/7). Mayoritas penggemar sepak bola pasti tidak banyak yang mengetahui ihwal sosok Chipolina, klubnya Lincoln, hingga negaranya, yakni Gibraltar. Hal ini teramat wajar mengingat negara tersebut hanyalah sebuah negara mini di selatan Eropa.

Letakya tak jauh dari Maroko, sebuah negara di Afrika Utara. Sementara dari sisi sepak bola, Gibraltar baru menjadi anggota UEFA, organisasi tertinggi sepak bola Eropa, pada Mei 2013. Kemudian pada Mei 2016, negara dengan penduduk sekira 30 ribu jiwa ini menjadi anggota Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA).

Sedangkan Lincoln merupakan klub terbesar di Gibraltar. Seperti dilansir The Guardian, Lincoln telah mendominasi persepakbolaan negeri tersebut. Tercatat dalam kurun waktu 14 tahun belakangan, klub yang memiliki sejarah kedekatan dengan Kepolisian Gibraltar menjuarai Divisi Utama Gibraltar. Jika dikompilasi sejak 1984 (masa ketika Lincoln promosi ke divisi utama), sudah 22 titel juara yang diperoleh, termasuk tujuh kali treble winners (juara liga, juara Piala Rock, dan Piala Senior).  

Meskipun Lincoln adalah klub terhebat dalam persepakbolaan Gibraltar, namun reputasinya jelas kalah mentereng dibandingkan Celtic. Siapa yang tidak tahu Celtic? Klub terbesar dalam sejarah Skotlandia, negara yang tergabung dalam Britania Raya bersama Inggris. Raihan 47 trofi Liga Primer Skotlandia, 36 juara Piala Skotlandia, dan satu kali juara Piala Champions, sudah tentu menjadi pembeda.

Namun, dalam sepak bola, terdapat kredo yang patut dipegang oleh siapa pun. Bahwa bola itu bundar. Sejarah dan reputasi hanya menjadi nirmakna di atas rumput lapangan hijau.

Keinginan dan harapan Chipolina terbukti dini hari tadi. Lincoln sukses menaklukkan Celtic satu gol tanpa balas. Bomber Lincoln, Lee Casciaro, seorang petugas Kepolisian Gibraltar, menjadi penentu via gol tunggalnya pada menit ke-48. Uniknya, Casciaro juga menjadi pencetak gol internasional perdana tim nasional Gibraltar kala menghadapi Skotlandia di Hampden Park, tahun lalu.

Selepas tertinggal, The Hoops, julukan Celtic, coba membalas. Namun, upaya striker Leigh Griffiths hanya membentuk tiang gawang sebanyak dua kali. Skor 1-0 bagi keunggulan Lincoln tetap bertahan hingga pertandingan yang dipimpin wasit Andreas Ekberg asal Swedia itu usai.

Laman Team Talk menyebut hasil ini sebagai kekalahan memalukan Celtic sepanjang sejarah keikutsertaan mereka pada kompetisi antarklub Benua Biru. Pelatih Celtic Brendan Rodgers membantah apabila kekalahan tersebut menghadirkan rasa malu di ruang ganti timnya. “Tidak. Tapi jelas ada kekecewaan,” ujarnya.

Menurut Rodgers, laga berjalan dalam kondisi sulit. Apalagi lapangan di Stadion Victoria tidak menggunakan rumput alami, melainkan rumput sintetik. Hal ini jelas menyulitkan Celtic mengembangkan permainan.

“Kami mendominasi dan menciptakan cukup banyak peluang,” begitu Rodgers menggambarkan laga. Namun, soliditas pertahanan Lincoln dalam menerapkan pola 5-4-1 membuat hasil akhir berujung mengecewakan bagi Celtic. “Ini membuat kami harus bekerja keras pada leg kedua nanti,” kata mantan pelatih Liverpool tersebut.

Sebaliknya, Chipolina selaku kapten Lincoln, mengaku sangat bangga dengan kemenangan ini. “Celtic tetap klub besar dan mereka masih menjadi favorit pada fase ini. Tapi saya pikir tidak ada satu orang pun yang menyangka kami akan berangkat ke Glasgow untuk menjalani leg kedua dengan keunggulan 1-0,” katanya. Pemain 33 tahun ini mengatakan, seluruh komponen timnya, akan berangkat ke ibu kota Skotlandia itu dengan penuh percaya diri.

Namun demikian, Chipolina mengingatkan Lincoln tetap waspada. Sebab, Celtic akan menyerang habis-habisan lantaran tidak ingin tersingkir lebih dini. “Semoga kami bisa melaju,” kata Chipolina.

Leg kedua akan berlangsung di Celtic Park, Glasgow, pekan depan. Menarik untuk dinanti adakah keajaiban akan dihadirkan Lincoln dengan menyingkirkan Celtic. Atau sebaliknya, Celtic yang sukses membalikkan keadaan sekaligus menghapus hasil memalukan di Stadion Victoria.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement