Rabu 13 Jul 2016 07:13 WIB

Bulog Diminta Utamakan Serap Beras Lokal Dibanding Impor

Rep: Sonia Fitri/ Red: Nur Aini
Seorang pekerja mengangkut beras di gudang beras Bulog, Jl Gedebage, Kota Bandung, Selasa (29/3).
Foto: Ade Lukman Hakim
Seorang pekerja mengangkut beras di gudang beras Bulog, Jl Gedebage, Kota Bandung, Selasa (29/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Kepala Bulog yang saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia ( Perpadi) Sutarto Alimoeso mengingatkan pemerintah agar mengutamakan pengadaan lokal ketimbang impor. Momentum panen raya, menurutnya, harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk menyerap gabah petani di tempat penyimpanan yang baik.

"Saya dulu menggunakan strategi kerja sama dengan seluruh penggilingan yang besar dan kecil, tidak pilih-pilih," kata dia, Selasa (13/7). Koordinasi dan perencanaan pengadaan dinilai harus dibangun jauh-jauh hari. Jika bekerja hanya sesaat atau serba mendadak, kata dia, upaya penyerapan akan gagal memenuhi target.

Ia mengkritik capaian penyerapan beras oleh Bulog yang belum mencapai target hingga empat juta ton. Padahal, kegiatan pengadaan Bulog telah dibantu program khusus Kementerian Pertanian (Kementan) bernama Serap Gabah (Sergab).

"Harus diperhitungkan, Oktober hingga Desember sampai Januari, pengadaan dalam negeri pasti kecil," kata dia. Makanya pada bulan-bulan tersebut, kata dia, harus dirancang pengadaan agar maksimal dengan memberdayakan seluruh petani dan penggilingan besar maupun kecil.

Komoditas pangan menurutnya rentan kepentingan politik. Ia mengatakan permintaan untuk impor pasti selalu datang dan menuai perdebatan panjang. Karena itulah tugas Bulog dan pemerintah harusnya bisa benar-benar meyakinkan kesanggupannya melakukan penyerapan dalam negeri dan hanya impor jika kondisi mendesak.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement