Rabu 13 Jul 2016 09:01 WIB

Pertemuan Warisan Dunia Soroti Kerusakan Peninggalan di Daerah Konflik

Salah satu foto yang dirilis ISIS yang menunjukkan penghancuran kuil kuno di Palmyra, Suriah, Selasa (25/8).
Foto: The Independent
Salah satu foto yang dirilis ISIS yang menunjukkan penghancuran kuil kuno di Palmyra, Suriah, Selasa (25/8).

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Sidang ke-40 Komite Warisan Dunia pada Selasa (12/7) menyoroti kerusakan yang dialami lokasi warisan di daerah konflik, dan berjanji akan melakukan tindakan perlindungan lebih jauh.

Anggota komite tersebut, selama pertemuan tiga harinya di Istanbul, Turki, mengkaji kondisi pelestarian harta yang dimasukkan ke dalam Daftar Warisan Dunia yang Terancam. Pusat perhatian khusus diberikan pada enam harta warisan dunia di Suriah, termasuk Kota Kuno Damaskus, Bosra, Aleppo dan Palmyra.

Badan penasehat buat Suriah memberitahu komite itu lokasi budaya di negara Arab tersebut telah rusak atau hancur selama perang lima tahun dan oleh kelompok ISIS. Pengeboman, pertempuran di jalan, ledakan terarah, penggalian tidak sah secara luas, penggunaan lokasi arkeologi bagi penggunaan militer telah menambah kerusakan lokasi warisan di Suriah, kata badan penasehat itu.

Sebagai reaksi, komite tersebut memutuskan untuk mengesahkan pendekatan yang lebih terpadu dalam upaya melindungi warisan budaya di seluruh negeri itu, termasuk diperkuatnya kerja sama dengan organisasi nonpemerintah dan kelompok sipil di bidang tersebut.

Panel itu juga setuju mengerjakan peta jalan terperinci yang akan mengkaji berbagai langkah yang akan dilakukan bagi pembangunan kembali pascakonflik semua lokasi yang rusak.

"Misi kami di Suriah tahun lalu adalah misi kami yang paling sulit. Kami telah melakukan pekerjaan kami di negara itu, tapi saya tidak yakin lagi apakah kami akan bisa mengirim tim kami lagi ke lapangan," kata Direktur Pusat Warisan Dunia Mechtild Rossler, dalam pertemuan komite.

Menurut laporan yang diajukan dalam pertemuan tersebut, kondisi lokasi warisan di negara lain Arab dan Afrika juga telah bertambah parah setiap hari akibat konflik bersenjata dan ketidakstabilan politik. Badan penasehat buat Irak, Libya dan Yaman itu mengatakan kondisi kemanusiaan secara mengejutkan dan mengerikan merosot, sementara kebanyakan peninggalan di sana telah rusak.

Di Irak, situasi secara dramatis telah memburuk sejak 2014 dengan terjadinya peningkatan jumlah kelompok fanatik bersenjata, kata juru bicara bagi misi di Irak tersebut. "Warisan budaya telah menjadi sasaran pengrusakan secara sengaja dengan tingkat yang mengerikan," ia menambahkan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement