Rabu 13 Jul 2016 11:58 WIB

Mataram Rayakan Lebaran Ketupat

Ilustrasi Ketupat Lebaran
Foto: Republika/Agung Fatma Putra
Ilustrasi Ketupat Lebaran

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat mengimbau warganya merayakan Lebaran Topat atau Ketupat cukup di dalam kota, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

"Masyarakat kota sebaiknya merayakan Lebaran Topat di dalam kota saja, agar menghindari kemacetan apalagi di arah utara menuju Senggigi," kata Wali Kota Mataram H Ahyar Abduh di sela pembukaan perayaan Lebaran Topat di Mataram, Rabu (13/7).

Ia mengatakan, berapapun banyaknya personel aparat keamanan termasuk aparat kepolisian yang menjaga keamanan dan kelancaran lalu lintas, tetapi celah-celah kerawanan pasti ada. Karena itu, masyarakat hendaknya dapat menghindari terjadinya kemudaratan, apalagi untuk ritual ziarah makam di Kota Mataram juga ada dua makam yakni Makam Loang Baloq di Kecamatan Sekarbela dan Makam Bintaro di Kecamatan Ampenan.

Begitu juga jika masyarakat ingin bersantai di pinggir pantai, bisa datang ke empat lokasi yang telah disiapkan Pemerintah Kota Mataram sebagai pusat pelaksanaan Lebaran Topat. "Empat lokasi itu adalah, Pantai Bintaro, Pantai Ampenan, Pantai Loang Baloq dan Pantai Gading," kata dia.

Kalaupun, ada masyarakat yang ingin berziarah ke Makam Batu Layar yang berada di Jalan Raya Senggigi, untuk saat ini sebaiknya ditunda demi menghindari kemudaratan. "Arus lalu lintas di Jalan Raya Senggigi sangat padat, dan sebaiknya ziarah makam cukup dilakukan di dalam kota," katanya lagi.

Perayaan Lebaran Topat di Pulau Lombok dirayakan seminggu setelah Lebaran Idul Fitri, sangat kental dengan nilai-nilai adat, budaya, dan ibadah. Mulai dari zirah ke makam-makam yang dikeramatkan salah satunya di Makam Bintaro untuk berziarah dan mengingat jasa-jasa para solihin, tokoh dan mubaliq besar Islam yang telah membangun sumber daya manusia agar umat Muslim tetap dalam iman dan ketakwaan.

Selain itu dilakukan juga tradisi selakaran, dzikir dan ngurisan (cukur rambut bayi) dihajatkan untuk mengambil berkah dari setiap ritual. "Tradisi dan budaya di Pulau Lombok tidak bisa terpisahkan dengan nilai-nilai Islami, karena itu mari semarakkan 'Lebaran Topat' untuk melestarikan tradisi dan budaya Islami yang tidak ada di daerah-daerah lain," ucap dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement