Rabu 13 Jul 2016 13:48 WIB

Siapkan Regenerasi Kiai, Baznas Kirim 19 Santri ‘Takhasus’

Rep: agus yulianto/ Red: Agus Yulianto
Bupati Indramayu menyalami para santri.
Foto: Ist
Bupati Indramayu menyalami para santri.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Baznas Kabupaten Indramayu kembali memberangkatkan 19 santri takhasus. Para santri itu yang akan mengikuti pendidikan di beberapa pondok pesantren itu, berasal dari sejumlah daerah di Kabupaten Indramayu.

Para santri hasil seleksi tersebut, diharapkan bisa menyerap ilmu dan kemudian mengamalkan sekembalinya menuntut ilmu. “Selain itu, mereka juga dipersiapkan untuk bisa menggantikan peran para kiayi sepuh yang sudah mulai langka,” kata Bupati Indramayu Hj Anna Sophanah, Rabu (13/7).

Sebanyak 19 santri tersebut dilepas keberangkatannya oleh Bupati Indramayu Hj Anna Sophanah, di Ruang Dalam Pendopo Kabupaten Indramayu. Keberangkatan tersebut merupakan langkah kongkret dari Baznas Indramayu yang memberikan bantuan pendidikan kepada para santri dari keluarga tidak mampu.

Anna mengatakan, para santri tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan menuntut ilmu di ponpes yang dituju, karena telah dibiayai oleh Baznas. Apalagi, sumber dana untuk menuntut ilmu itu berasal dari zakat profesi yang diambil dari para PNS setiap bulan.

“Gunakanlah kesempatan ini se baik-baiknya agar ilmu yang diraih dapat diamalkan di masyarakat kelak. Setelah nanti lulus bisa menerapkan ilmunya dan nanti diharapkan bisa menggantikan para kiayi sepuh yang saat ini sudah mulai tiada. Dan yang terpenting bisa mengubah imej Indramayu,” ujar Bupati.

Ketua Baznas Kabupaten Indramayu Moh Mudor mengatakan, program ‘Santri Takhasus’ ini sudah dijalankan Baznas Indramayu sejak 2000 hingga sekarang. Kata dia, sudah ada 78 santri yang mengikuti program tersebut. “Dari jumlah itu 51 santri sudah lulus, 22 santri masih belajar, dan 5 santri berhenti karena suatu alasan tertentu,” ujarnya.

Sedangkan untuk 2016, jumlah santri yang diberangkatkan sebanyak 19 santri. Mereka terdiri dari santri kitab kuning 7 santri, santri tahfidz 7 santri, dan santri tilawah 5 santri. Mereka tersebar dibeberapa pondok pesantren yang menjadi tempat belajar santri tersebut yakni Lirboyo, Ploso, Yogyakarta, Cirebon, Tasikmalaya, Ciamis, dan Cicalengka.

Salah seorang santri Mahmud asal Desa/Kecamatan Krangkeng mengatakan, ingin sekali menuntut ilmu di ponpes Tasikmalaya. Hanya saja, kata dia, sebelumnya keinginan itu tidak bisa terealisasi karena keadaan ekonomi orangtua yang kurang memadai.

Namun kini, dengan bantuan Baznas dirinya bisa menempuh ilmu di ponpes favorit tersebut. Dia berjanji, tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu karena program ini sangat bermanfaat dan akan meman faatkan ilmu yang nantinya akan didapat.

“Kami berterima kasih sekali kepada Baznas yang sudah membantu dalam meneruskan pendidikan dan terima kasih juga kepada Ibu Anna yang sudah mendukung program ini,” ujar Mahmud.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement