REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sejumlah pengunjung mengeluhkan retribusi yang terlalu mahal serta tidak seimbangnya dengan pelayanan dan kebersihan di kawasan Taman Wisata Alam Gunung Papandayan, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
"Saya kecewa dengan sistem pengelolaan kawasan Gunung Papandayan mulai dari pungutan tarif dan banyak sampah," kata Daniel wisatawan Gunung Papandayan asal Jakarta, Rabu (13/7).
Ia menuturkan tarif yang ditentukan oleh pihak pengelola terlalu banyak dan tidak rasional, berbeda dengan tahun-tahun musim libur Lebaran sebelumnya. Ia menyebutkan tarif yang dipungut untuk wisatawan yakni mulai dari tarif masuk kawasan wisata, tarif kemah, dan tarif parkir kendaraan yang sangat mahal.
"Terus terang saja kami sangat kecewa dengan pengelolaan kawasan objek wisata Papandayan saat ini yang semuanya dikenakan tarif dan tarifnya pun mahal-mahal," katanya.
Ia menyebutkan tarif yang ditentukan pengelola yakni untuk tarif masuk sebesar Rp65 ribu, kemudian tarif kemah Rp 35 ribu per malam, dan tarif parkir kendaraan roda dua sampai Rp 17 ribu.
Namun besaran tarif itu, kata dia, tidak sesuai dengan pelayanan dan kondisi kebersihan di sepanjang jalur pendakian dan kawasan berkemah. Kondisi tersebut, kata dia, sempat dibahas oleh pengunjung lainnya dan menyatakan sama kecewa dengan pengelolaan Gunung Papandayan saat ini.
"Karena kecewa dengan tarif itu membuat pendaki lain pindah ke objek wisata lainnya," katanya.
Ia menambahkan jika kondisi tersebut tidak segera dibenahi maka Taman Wisata Alam Gunung Papandayan akan ditinggalkan oleh wisatawan. Padahal Gunung Papandayan tersebut, kata dia, memiliki potensi daya tarik tersendiri, dan sudah terkenal hingga ke mancanegara.
Wisatawan lainnya, Kurniawan menyatakan sama kecewa terhadap pengelolaan Gunung Papandayan yang terkesan komersial dan merugikan wisatawan. Ia berharap pihak swasta yang mengelola wisata itu tidak hanya mengambil keuntungan saja, tetapi perhatikan masalah sampah dan kenyamanan pengunjung.
"Pengelola jangan hanya mengambil keuntungan dengan menaikan tarif tapi juga harus memperhatikan soal lainnya," katanya.