REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemanfaatan ruang udara di selatan Pulau Jawa disebutkan mampu menurunkan biaya penerbangan secara signifikan, kata Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan.
"Kalau itu bisa, memang untuk penerbangan ke Jogja, ke Solo, Banyuwangi, Denpasar itu waktunya bisa hemat 10 menit, fuelnya bisa 15 persen kira-kira, dan harga tiket mestinya bisa turun 10 persen. Lumayan kan," kata Menhub Jonan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (13/7).
Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya untuk memanfaatkan ruang udara di selatan Pulau Jawa. Dalam rapat terbatas yang dipimpin Presiden terkait hal itu telah disepakati untuk memanfaatkan ruang udara di selatan Jawa yang selama ini terlarang atau hanya digunakan untuk penerbangan militer.
"Jadi yang dikatakan terlarang, bukan terlarang itu tidak boleh tapi 'restricted' ini biasanya ruang udara selatan Jawa hanya digunakan untuk penerbangan non sipil atau militer," katanya.
Dalam waktu dekat, ruang udara selatan Jawa akan digunakan secara sharing sesuai time based operation atau dengan mekanisme lain bersama TNI AU atau dengan penerbangan nonsipil.
Hal yang pasti kata dia, jika ruang udara selatan Jawa bisa digunakan maka akan mengurangi kepadatan ruang udara utara Jawa.
"Dan yang penting itu juga bisa menambah frekuensi penerbangan ke daerah misalnya Jogja, Solo, dan di bandara selatan kalau dari Jakarta atau dari utara itu tidak mudah. Slotnya tidak banyak kalau di jam-jam yang dikehendaki," katanya.
Selain itu, saat ini ruang udara di utara Pulau Jawa merupakan salah satu yang terpadat di dunia. "Ruang udara utara Jawa ini sudah sangat padat, nomor lima terpadat di dunia terutama jalur Jakarta-Surabaya," kata