Kamis 14 Jul 2016 06:05 WIB

Sejarah Hari Ini: Militer Gulingkan Monarki Irak

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ani Nursalikah
Mayor Jenderal Abdul Karim el Qasim adalah panglima dan perdana menteri baru Irak setelah menggulingkan monarki pada 14 Juli 1958..
Foto: biografiasyvidas
Mayor Jenderal Abdul Karim el Qasim adalah panglima dan perdana menteri baru Irak setelah menggulingkan monarki pada 14 Juli 1958..

REPUBLIKA.CO.ID, Pada 14 Juli 1958, sekelompok perwira militer Irak melakukan kudeta di Irak dan menggulingkan monarki. Radio Baghdad mengumumkan Angkatan Darat telah membebaskan rakyat Irak dari dominasi oleh kelompok yang korup dalam kekuasaan imperialisme.

Raja Faishal tewas dalam revolusi itu. Faishal II adalah raja terakhir Irak. Sejak saat itu, Irak menjadi republik yang akan mempertahankan hubungan dengan negara-negara Arab lainnya.

Sekitar 12 ribu tentara Irak yang berbasis di Yordania telah diperintahkan untuk kembali.

Mayor Jenderal Abdul Karim el Qasim adalah panglima dan perdana menteri baru Irak. Radio Baghdad juga mengumumkan Putra Mahkota Abdul Ilah dan perdana menteri federasi Irak Nuri es Said telah dibunuh.

Selanjutnya: Ricuh Saat Prancis Rayakan 200 Tahun Revolusi

 

 

 

sumber : BBC
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement