REPUBLIKA.CO.ID, Pada 14 Juli 1958, sekelompok perwira militer Irak melakukan kudeta di Irak dan menggulingkan monarki. Radio Baghdad mengumumkan Angkatan Darat telah membebaskan rakyat Irak dari dominasi oleh kelompok yang korup dalam kekuasaan imperialisme.
Raja Faishal tewas dalam revolusi itu. Faishal II adalah raja terakhir Irak. Sejak saat itu, Irak menjadi republik yang akan mempertahankan hubungan dengan negara-negara Arab lainnya.
Sekitar 12 ribu tentara Irak yang berbasis di Yordania telah diperintahkan untuk kembali.
Mayor Jenderal Abdul Karim el Qasim adalah panglima dan perdana menteri baru Irak. Radio Baghdad juga mengumumkan Putra Mahkota Abdul Ilah dan perdana menteri federasi Irak Nuri es Said telah dibunuh.
Selanjutnya: Ricuh Saat Prancis Rayakan 200 Tahun Revolusi