Kamis 14 Jul 2016 07:36 WIB

Pelatihan Sangat Diperlukan Guna Cetak Tenaga Kerja Berkualitas

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Winda Destiana Putri
Tenaga kerja
Tenaga kerja

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M Hanif Dhakiri mengatakan pelatihan kerja untuk mencetak tenaga kerja terampil sehingga bisa meningkatkan produktivitas sangatlah penting.

Dalam mencapai produktivitas yang lebih tinggi, permintaan pasar kerja untuk tenaga kerja terampil meningkat signifikan.

Dalam kaitan dengan peningkatan keterampilan tenaga kerja, Kementerian Ketenagakerjaan telah melakukan beberapa kebijakan.

Diantaranya menghilangkan kebutuhan pendidikan formal bagi calon peserta pelatihan, merangsang pemerintah daerah untuk meningkatkan akses ke pasar kerja bagi para pencari kerja serta pelatihan keterampilan melalui balai Latihan Kerja (BLK).

Menurut Hanif, Indonesia memiliki populasi terbesar keempat di dunia dan perekonomian ini diperkirakan bisa menjadi ekonomi terbesar ketujuh di dunia pada 2030. Untuk mendukung perekonomian, Indonesia akan membutuhkan 113 juta pekerja terampil.

"Jumlah ini bisa dengan mudah dipenuhi karena jumlah penduduk usia kerja pada tahun 2015 mencapai sekitar 122 juta," ujar Hanif baru-baru ini.

Sayangnya, sebagian besar pekerja belum memperoleh tingkat keterampilan yang diinginkan oleh dunia industri. Menurut Hanif, situasi ini harus berubah, ada urgensi dan kebutuhan untuk merancang kebijakan yang komprehensif dalam meningkatkan kualitas kerja dari penduduk usia kerja melalui peningkatan pendidikan dan keterampilan.

Untuk mencapai produktivitas yang lebih besar, telah terjadi peningkatan stabil dalam permintaan untuk pekerja terampil dan terjadi penurunan permintaan untuk pekerja  berketerampilan rendah.

Mereka dengan tingkat pendidikan rendah lebih mungkin menjadi pengangguran, sementara mereka dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi lebih mungkin untuk dipekerjakan.

Indonesia saat ini sedang menjalani masa transisi menuju ekonomi pengetahuan dan peningkatan daya saing, pertumbuhan dan kinerja kerja.

Pemerintah telah melakukan investasi dalam pengembangan sistem pendidikan dan pelatihan nasional untuk menutup kesenjangan ini.

Pemerintah juga tengah berupaya mengubah sistem teknis dan orientasi Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan (Technical and Vocational Education and Training-TVET) Indonesia kepada kebutuhan dunia industri, lebih kepada demand-driven dan program praktik yang bertujuan meningkatkan keterampilan dan kualitas kerja.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement