Kamis 14 Jul 2016 09:53 WIB

Padang Dinilai sebagai Kota tak Islami, Ini Reaksi Muslim Cina

Red: M Akbar
Wali Kota Padang, Mahyeldi Ansharullah
Foto: antara
Wali Kota Padang, Mahyeldi Ansharullah

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Ketua Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Sumatera Barat, Muslim Nur, mengajak warga Padang untuk merespons hasil riset Maarif Institute yang menyebutkan kota tersebut tidak Islami. Ia mengatakan saatnya umat Muslim di Padang bisa menyanggah riset tersebut.

"Masih perlu bukti kuat dari riset tersebut, namun sebagai sesama muslim sudah saatnya melakukan aktivitas yang memegang prinsip keislaman," kata Muslim dikonfirmasi di Padang, Kamis (14/7).

Menurut dia, salah satu upaya yang dapat dilakukan umat Muslim yakni meramaikan masjid dengan beragam ibadah dan kegiatan lainnya.

Di masjid, sebuah pertemuan, musyawarah, sudah sebaiknya umat muslim saling menyatukan perbedaan namun tetap menjaga ketakwaan.

"Serius dan taat beribadah seperti shalat dan sedekah dapat menghancurkan stigma buruk tersebut," ujar dia.

Dia mencontohkan apa yang telah dilakukan PITI dalam beberapa bulan ke belakang. Salah satunya menghimpun dan menerima aspirasi warga keturunan Cina yang ingin mengenal agama Islam lebih jauh.

Hasilnya tidak lebih 200 warga keturunan Cina di Sumbar menyatakan muallaf atau masuk agama Islam. "Setidaknya kami telah memiliki 200 orang lebih anggota PITI saat ini," katanya menambahkan.

Sebagai langkah awal untuk menunjang ibadah warga keturunan Cina serta umat muslim lainnya, pihaknya merencanakan mendirikan masjid pertama di Padang.

Masjid yang nantinya akan dinamakan Muhammad Cheng Ho itu akan dibangun di Kelurahan Belakang Pondok, Kecamatan Padang Selatan yang warganya mayoritas multietnis.

"Saat ini baru selesai pembebasan lahan, dan akan segera dibangun, diharapkan memberi kemudahan ibadah warga sekitar," katanya.

Dia berharap dengan adanya masjid tersebut ditambah ribuan masjid lain di Padang, stigma negatif dari riset tersebut dapat terkikis.

Sementara itu Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah mengapresiasi langkah PITI dalam memajukan dan mengembangkan agama Islam di masyarakat multi etnis di Padang.

Dia berharap seluruh warga sekalipun berbeda agama dapat terus mendukung pembangunan kota yang beberapa diantaranya memasuki tahap akhir pengerjaannya. Seperti Pasar Inpres, penertiban pantai dan pengerjaan jalur dua By Pass.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement