Kamis 14 Jul 2016 13:29 WIB

Perdana Menteri Selandia Baru akan Kunjungi Indonesia

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Teguh Firmansyah
PM Selandia Baru John Key mengungkapkan dia terlibat
Foto: abc
PM Selandia Baru John Key mengungkapkan dia terlibat "pembicaraan keras" dengan Menlu Australia Julie Bishop terkait penahanan dan deportasi sejumlah warga Selandia Baru dari Australia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perdana Menteri Selandia Baru akan mengunjungi Indonesia pada 17-20 Juli 2016. Kementerian Luar Negeri RI menyampaikan, kunjungan itu akan fokus pada kerja sama ekonomi. Ini akan jadi kunjungan kedua John Phillip Key selama menjadi PM.

Key akan datang bersama sejumlah pejabat dan sekitar 25 CEO perusahaan. Kunjungan akan termasuk pertemuan bilateral antara Key dengan Presiden Joko Widodo pada tanggal 18. Selain itu PM akan menghadiri forum bisnis, kunjungan ke Cikarang juga Surabaya. Di sana ia akan bertemu dengan Gubernur Jawa Timur.

"Pertemuan bilateral akan fokus pada peningkatan kerja sama ekonomi," kata Direktur Asia Timur Pasifik, Edi Yusuf dalam pertemuan pers di Jakarta, Kamis (14/7). Menurut Edi, nilai perdagangan antara Selandia Baru dengan Indonesia masih rendah yakni sekitar satu miliar.

Indonesia ingin meningkatkannya dengan target sekitar empat miliar. Pertanian menjadi salah satu bidang yang akan didorong dalam kerja sama. Khususnya dalam bidang perdagangan produk pertanian, di antaranya salak dan mangga.

"Selain itu, kita juga ingin membahas kerja sama investasi, pasalnya saat ini investasi Selandia Baru di Indonesia meningkat khususnya pada produk susu," kata Edi. Selain kerja sama di atas, sejumlah sektor yang juga disasar Indonesia adalah bidang energi terbarukan, pariwisata dan pendidikan.

Baca juga, Riset: Warga Selandia Baru Lebih Menerima Islam dan Muslim.

Selama kunjungan ke Jakarta, kedua negara akan menghasilkan tiga MoU di bidang energi terbarukan, pariwisata dan perikanan. Sejumlah CEO dari Selandia Baru adalah pemimpin universitas, pengusaha bidang peternakan, perikanan dan penerbangan.

Edi mengaku tidak ada target investasi spesifik yang ingin diraih. Menurutnya, pemerintah hanya sebagai pendorong para pengusaha di Indonesia untuk lebih aktif dalam kerjasama global.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
لٰكِنِ الرَّاسِخُوْنَ فِى الْعِلْمِ مِنْهُمْ وَالْمُؤْمِنُوْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ وَمَآ اُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَالْمُقِيْمِيْنَ الصَّلٰوةَ وَالْمُؤْتُوْنَ الزَّكٰوةَ وَالْمُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ اُولٰۤىِٕكَ سَنُؤْتِيْهِمْ اَجْرًا عَظِيْمًا ࣖ
Tetapi orang-orang yang ilmunya mendalam di antara mereka, dan orang-orang yang beriman, mereka beriman kepada (Al-Qur'an) yang diturunkan kepadamu (Muhammad), dan kepada (kitab-kitab) yang diturunkan sebelummu, begitu pula mereka yang melaksanakan salat dan menunaikan zakat dan beriman kepada Allah dan hari kemudian. Kepada mereka akan Kami berikan pahala yang besar.

(QS. An-Nisa' ayat 162)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement