REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah membuka 14 identitas fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) yang menerima vaksin palsu. Berdasarkan data Kemenkes, penyaluran vaksin palsu dilakukan oleh sales dari dari CV Azka Medika.
Dalam rapat koordinasi bersama Komisi IX DPR, Menkes Nila F Moeloek menjelaskan modus peredaran yang dilakukan sales umumnya dengan mengajukan penawaran harga vaksin melalui email kepada pihak rumah sakit. Penawaran ini lantas disetujui oleh direktur rumah sakit.
"Modus lain yang digunakan adalah sales mengajukan proposal penawaran harga vaksin melalui CV Azka Medika. Setelah itu, bagian pengadaan mengajukan permohonan pengadaan kepadan manajer purchasing yang kemudian dimintakan persetujuan kepada direktur RS," jelasnya, Kamis (14/7).
Nila menambahkan, modus terakhir yang digunakan sales adalah mengajukan penawaran harga vaksin ke bagian pengadaan barang rumah sakit. Setelah itu, penawaran tersebut disetujui oleh direktur rumah sakit.
Sebelumnya, Kemenkes membuka identitas 14 Fasyankes penerima vaksin palsu. Mayoritas Fasyankes berada di Bekasi.
Adapun 14 Fasyankes yang dimaksud adalah RS DR Sander (Bekasi), RS Bhakti Husada (Cikarang, Bekasi), Sentral Medika (Gombong), RSIA Puspa Husada, Karya Medika (Tambun, Bekasi), Kartika Husada (Bekasi), Sayang Bunda (Bekasi) , Multazam (Bekasi), Permata (Bekasi), RSIA Gizar (Cikarang, Bekasi), Harapan Bunda (Kramat Jati, Jakarta Timur), Elizabeth (Bekasi), Hosana (Cikarang) dan Hosana (Bekasi).