REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia terus mendorong keamanan dan stabilitas di wilayah Laut Cina Selatan. Salah satunya melalui ASEAN. Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia menyampaikan sikap Indonesia sudah dijelaskan dalam dua fokus utama.
"Kita menekankan kembali pada semua pihak menahan diri dan mengurangi ketegangan, mengutamakan perdamaian dan stabilitas wilayah," kata Juru bicara Kemenlu RI, Arrmanatha Nasir di Jakarta, Kamis (14/7).
Menurutnya, hal itu adalah mutlak dan Indonesia terus mendorong ASEAN yang berperan dalam menjaga stabilitas kawasan. Sentralitas ASEAN sangat penting dalam hal ini untuk menjaga agar perkembangan di wilayah tidak terganggu.
Menurut diplomat yang akrab disapa Tata ini, ASEAN selama ini terus melakukan upaya menstabilkan wilayah. Meski demikian, belum ada sinyal ASEAN akan mengeluarkan pernyataan terkait hasil putusan Pengadilan Arbitrase Internasional.
Pada 15-16 Juli, Indonesia akan menghadiri konferensi Asia-Eropa di Ulaanbaatar, Mongolia. Pertemuan dihadiri sekitar 50 negara. Pertemuan ini, menurut Tata, akan fokus pada isu-isu kerja sama di berbagai bidang.
"Isu Laut Cina Selatan tidak ada dalam agenda," katanya.
Sejauh ini negara di wilayah merespons putusan secara terpisah. Tata mengatakan Indonesia bukan negara yang terlibat dalam sengketa. Namun Indonesia sebagai bagian dari komunitas internasional ikut berperan mendorong semua negara menghormati hukum internasional, termasuk UNCLOS.