REPUBLIKA.CO.ID, MACKAY -- Ketika diundang tetangganya untuk hadir dalam Open Day di sebuah masjid di Kota Mackay, Queensland utara, Australia, Colin Hofmeier menyatakan rasa terima kasihnya. Dia mengaku bangga sebagai warga Australia dengan pikiran terbuka.
Colin Hofmeier bangga karena bisa belajar tentang agama orang lain, yang kebetulan merupakan tetangganya. Dia mendorong warga lainnya untuk melakukan hal serupa.
"Ada keluarga Muslim yang tinggal di sebelah rumah kami yang kami lihat merupakan orang yang sangat baik. Mereka mengundang kami dan saya langsung mengiyakan sebab saya ingin bangga sebagai orang dengan pikiran terbuka," ujarnya kepada ABC.
Colin dan istrinya Debra merupakan sebagian dari warga yang menghadiri kegiatan Open Day di masjid di Mackay itu pada Ahad (10/7). "Banyak warga di luar sana yang sangat bingung. Saya kira inilah kesempatan untuk datang dan bilang hal ini yang kami dengar, bisa Anda beritahu saya dan jelaskan secara benar"," katanya.
"Pikiran saya mengatakan tidak mungkin semuanya jahat. Orang Kristen pun banyak yang jahat, dan saya gunakan kesempatan untuk datang hari ini guna melihat apa yang membuat mereka eksis," ujarnya.
Dalam kegiatan itu, buku-buku informasi disiapkan bagi pengunjung yang tertarik untuk mempelajari Islam. Bahkan juru bicara Islamic Council of Queensland, Ali Kadri, juga hadir membantu menjawab segala pertanyaan dari warga sekitar.
"Kadang orang takut terhadap sesuatu yang tak mereka pahami. Tujuannya adalah membiarkan warga datang ke masjid dan bicara dengan kami, komunitas dan perwakilan masyarakat Muslim, mengenai apa itu Islam," kata Ali Kadri.
Ketika ditanya terkait kejadian di sejumlah negara, Ali Kadri mengatakan bukan agama atau Tuhan yang harus disalahkan atas perbuatan manusia yang dilakukan atas nama Tuhan. "Suatu fakta yang disayangkan jika segelintir pastur melakukan sesuatu yang keliru kepada anak-anak di lingkungan Gereja Katolik, masyarakat mulai menyalahkan gereja dan Tuhan, dan mulai meninggalkan agama. Mari berhenti menyalahkan sistem dan lihat mengapa orang melakukan hal-hal seperti ini dan coba cari solusi bagi kesalahan-kesalahan ini," ucapnya.
"Saya kira kita tidak akan sampai ke sana jika mengambil posisi ekstrem dalam bentuk dan wujudnya," tambah Ali Kadri.