REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia diyakini batal menjadi tuan rumah penyelenggaraan Moto GP. Batalnya rencana tersebut dikarenakan kesiapan sirkuit di dalam negeri tak memungkinkan untuk gelaran tersebut.
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) pun sangat menyayangkan gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah event internasional Moto GP 2017. Padahal, menurut Anggota Komisi X Fraksi Partai Demokrat DPR-RI, Jefri R Riwu Kore, hal tersebut merupakan kesempatan emas untuk mengangkat harkat martabat bangsa Indonesia dimata dunia.
"Selain itu, gelaran Moto GP juga dapat meningkatkan devisa negara dari sektor Sport-Tourism," kata Jefri di Jakarta, Kamis (14/7).
Jefri mengatakan Komisi X pernah menerima audiensi pihak panitia Moto GP Internasional, Dorna Sport dan Pihak pengelola Sirkuit Sentul pada awal tahun 2015 lalu. Prinsip mereka, kata dia, memerlukan ketegasan dukungan resmi pemerintah agar mereka dapat bergerak termasuk mencari pendanaan untuk memperbaiki lapisan aspal sirkuit sentul.
"Tetapi publik dibingungkan dengan pernyataan bias Kemenpora yang dengan tegas mengatakan akan membangun sirkuit baru di Palembang pada 2016 ini dan tidak perlu fasilitas swasta alias Sirkuit Sentul yang sudah ada," ujar Jefri.
Selanjutnya, kata dia, Komisi X pun meminta Kemenpora untuk tidak hanya berpolemik dalam menyelesaikan permasalahan olah raga. Menurut Jefri, sebagai wakil rakyat di Komisi X yang membidangi olah raga melihat gejala pemerintah gagal paham tentang pentingnya sukses Indonesia sebagai penyelenggara sekaligus peserta Asian Youth Games 2017, Asian Games 2018 dan Asian Para Games 2018.
"Jika kita gagal sebagai tuan rumah Asian Games, maka didepan 45 negara Asia, muka bangsa ini kontan jadi taruhannya," katanya.