REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Aman Bhakti Pulungan menegaskan temuan vaksin palsu tidak ada yang berbahaya. Vaksinasi ulang yang dilakukan pemerintah juga dipastikan tidak mengakibatkan efek samping kepada anak.
"Dari temuan vaksin palsu yang sudah dipaparkan, tidak ada yang berbahaya. Tidak juga mengandung efek samping apapun kepada anak," ujarnya kepada Republika.co.id di Jakarta, Kamis (14/7).
Aman pun menyatakan vaksininasi ulang tidak menimbulkan efek samping. Para orangtua disarankan untuk mengikuti jadwal vaksinasi ulang yang sudah ditetapkan pemerintah. Ia menjelaskan, berdasarkan pengalamannya memberi vaksin kepada anak-anaknya, tidak ada efek samping jika suatu vaksin diberikan ulang kepada anak.
"Jika ada kelebihan, tidak ada masalah yang timbul. Orangtua sebaiknya tidak khawatir," katanya.
Pada Kamis, Kemenkes memaparkan adanya empat vaksin yang positif dinyatakan palsu dan dua vaksin tidak mengandung kadar yang sesuai setelah proses uji laboratorium BPOM. Keempat vaksin diambil dari 39 sampel di 37 fasyankes seluruh Indonesia. Puluhan sampel tersebut dihimpun oleh BPOM.
Selain itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga melakukan uji laboratorium terhadap 72 sampel vaksin sitaan Bareskrim Mabes Polri. Dari hasil uji terhadap 61 sampel, ada 23 vaksin yang terbukti palsu. Sebanyak 11 vaksin lain masih dalam proses uji laboratorium.