Jumat 15 Jul 2016 03:13 WIB

Gerakan Orangtua Antar Anak ke Sekolah Dinilai Sulit Dilaksanakan

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Winda Destiana Putri
Seorang ibu mengantarkan anaknya ke sekolah di Ra'anana, Israel.
Foto: haaretz
Seorang ibu mengantarkan anaknya ke sekolah di Ra'anana, Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mengaku sangat mengapresiasi gerakan orangtua mengantar anak ke sekolah di hari pertama yang baru-baru ini dikampanyekan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Meski begitu, FSGI menilai, kegiatan tersebut sepertinya sulit dilaksanakan secara nyata di lapangan.

"Secara riil sulit dilaksanakan kecuali para orangtua TK dan Sekolah Dasar (SD)," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) FSGI saat dihubungi Republika, Kamis (14/7).

Untuk SMP/sederjat dan SMA/sederajat nampaknya akan sedikit yang menerapkannya. Bahkan, dia melanjutkan, orangtua peserta didik kelas lima dan enam SD sudah jarang melakukan kegiatan ini. Terlebih lagi terhadap orangtua yang memiliki lebih dari dua anak.

Selain orangtua, Retno menerangkan, para guru juga akan sulit melaksanakan gerakan ini. "Karena kami kan harus menyambut anak didik dan sudah mulai mengajar. Kalau gurunya pada antar anaknya, maka sekolah akan banyak jam kosong dan sedikit guru yang sambut para siswa," terangnya.

Berkenaan gerakan ini, Retno tidak menampik, upaya ini memang baik bagi pendidikan anak. Orangtua bisa peduli terhadap pendidikan anak-anak masing-masing. Mereka juga mampu lebih mengenal lingkungan sekolah anaknya.

Sebelumnya, hampir sebagian besar peserta didik dari tingkatan dasar sampai menengah akan memulai tahun ajaran barunya pada 18 Juli mendatang. Atas kondisi tersebut, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan menyerukan orangtua agar bisa mengantar anak di hari pertama sekolah.

"Tahun ajaran baru nanti anak akan masuk sekolah. Kami minta orangtua bisa mengantar anaknya. Jadi, tidak hanya anak yang hadir tapi orangtua bisa mengantar anak ke sekolah," kata Anies saat berkunjung ke Mahaka Media, Gen FM-Jak FM di Jakarta.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement