REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ramadhan 1437 H baru saja berlalu. Bagi orang-orang saleh, kepergian Ramadhan selalu menimbulkan kesedihan. Rasulullah SAW mengemukakan, orang-orang saleh sedih ditinggalkan Ramadhan dan mereka berharap seluruh bulan dalam setahun itu adalah Ramadhan.
“Bulan mulia Ramadhan telah berlalu dengan segala amal ibadah serta dosa dan kelalaian kita. Orang beriman selalu mengenang ramadhan, mengingat saat saat indah beribadah pada bulan mulia itu, seraya berdo'a agar Allah menerima dan memberkahi semua amal ibadah itu,” kata Pimpinan Pondok Pesantren Darul Istiqamah KH Mudzakkir M Arif MA kepada Republika, Jumat (15/7/2016).
KH Mudzakkir menambahkan, iman yang kuat dalam diri seorang Muslim menumbuhkan cinta kepada Ramadhan. “Iman di hati melahirkan cinta kepada ibadah, cinta kepada Ramadhan, cinta kepada para ulama dan para orang saleh,” ujar Mudzakkir.
Mudzakkir mengemukakan, mereka yang mencintai Ramadhan niscaya akan terus mengamalkan berbagai amal saleh yang selama ini mereka kerjakan pada bulan Ramadhan. “Cinta Ramadhan memotivasi untuk meneruskan amal ibadah Ramadhan sesuai sunnah. Misalnya, shalat berjamaah di masjid, shalat sunnah, shaum sunnah, qiyamullail, tilawah Alquran, sedekah, memberi buka puasa, i'tikaf, dzikir, doa dan sebagainya,” papar Mudzakkir.
Mudzakkir menegaskan, cinta ibadah adalah barometer iman. “Cinta Ramadhan adalah bagian yang tak terpisahkan dengan cinta ibadah. Pengakuan iman tanpa cinta ibadah, hanya dusta belaka. Karena itu, mari kita gelorakan cinta Ramadhan adalah selalu bersemayam di hati kita,” tutur KH Mudzakkir M Arif MA.