REPUBLIKA.CO.ID, NICE -- Serangan truk di Nice, Prancis membuat sejumlah pemimpin dunia angkat bicara. Banyak yang mengutuk keras kejadian yang membuat sedikitnya 77 orang ini tewas. Presiden Prancis Francois Hollande engatakan negaranya tengah berada dalam keadaan darurat selama delapan bulan terakhir.
Ia menekankan bahwa serangan truk yang menabrak kerumunan orang di tengah perayaan Bastille Day tersebut diduga kuat memiliki karakter teroris. "Serangan ini memiliki karakteristik teroris, ini tidak bisa dipungkiri," ujar Hollande dilansir AP, Jumat (15/7).
Dengan adanya serangan ini, Hollande akan memperpanjang status keadaan gawat darurat di Prancis. Sebelumnya, status ini dimulai sejak November lalu akibat insiden serangan di Paris yang menyebabkan 130 orang tewas.
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama juga berpendapat bahwa insiden di Prancis kali ini merupakan serangan teroris yang sangat mengerikan. Obama mengutuk keras pelaku yang berada di balik serangan ini.
"Kami mengirimkan doa yang mendalam bagi korban dan keluarga yang ditinggalkan," ujar Obama.
Selain itu, Obama juga menawarkan Pemerintah Prancis bantuan dalam melakukan penyelidikan serangan ini. AS siap untuk mengusut tuntas kasus dan membawa siapapun yang bertanggung jawab untuk diadili.
Demikian halnya dengan Perdana Menteri kanada Justin Trudeau. Ia menyampaikan rasa simpati dan duka cita mendalam kepada para korban serangan truk di Nice, prancis. "Kami menyampaikan rasa duka cita mendalam kepada korban, keluarga, dan seluruh rakyat Prancis," tulis Trudeau melalui jejaring sosial Twitter.