Jumat 15 Jul 2016 11:28 WIB

RS Elisabeth Mendata Pasien Terindikasi Gunakan Vaksin Palsu

Seorang jurnalis melihat daftar rumah sakit penerima distribusi vaksin palsu yang dirilis dalam rapat kerja antara pemerintah dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (14/7).ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Seorang jurnalis melihat daftar rumah sakit penerima distribusi vaksin palsu yang dirilis dalam rapat kerja antara pemerintah dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (14/7).ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Manajemen Rumah Sakit Elisabeth Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi, Jawa Barat, mulai melakukan pendataan terhadap sejumlah pasien yang terindikasi menggunakan vaksin palsu.

"Kamis masih mendata pasien yang pernah melakukan vaksinasi dalam rentang waktu November 2015 dan Juni 2016," kata petugas Layanan Konsumen RS Elisabeth Winan di Bekasi, Jumat (15/7).

Hingga Jumat (15/7) sekitar pukul 08.30 WIB, sudah ada sedikitnya 25 pasien yang didata menggunakan vaksin diduga palsu selama rentang waktu tersebut. Menurut dia, tidak menutup kemungkinan pihaknya akan melakukan vaksinasi ulang terhadap para pasien yang terindikasi menggunakan vaksin palsu sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen.

Winan juga membenarkan, pasokan obat di sana dari distributor CV Azka Medical sejak November 2015 hingga Juni 2016. Distributor ini disebut oleh Kementerian Kesehatan adalah pemasok vaksin palsu di sejumlah rumah sakit, klinik dan bidan di Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi dan DKI Jakarta.

Rumah Sakit Elisabeth di Jalan Raya Narogong KM 2, Kecamatan Rawalumbu menjadi salah satu rumah sakit swasta yang terindikasi memasarkan vaksin palsu. Winan menambahkan, pihak manajemen sedang berkoordinasi dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) untuk menentukan langkah selanjutnya.

"Kita sedang berkoordinasi dulu dengan IDI terkait sikap yang akan diambil manajemen terkait dugaan tersebut," katanya. Winan menambahkan, pihaknya juga tidak bisa berkomentar terlalu banyak karena yang berwenang adalah pihak manajemen rumah sakit.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement