Jumat 15 Jul 2016 11:55 WIB

Ratusan Penumpang Mengamuk Karena Kru Maskapai Salah Tunjuk Pesawat

Pesawat maskapai Lion Air.
Foto: Antara/Lucky R
Pesawat maskapai Lion Air.

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Pengelola Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru mengaku kru atau petugas Lion Air salah memberi petunjuk pesawat kepada 215 orang penumpang yang akan membawa ke Jakarta dan berujung pengguna jasa mengamuk pada manajemen maskapai.

"Akibat insiden itu, penumpang jadi ngamuk. Akhirnya penerbangan tujuan Bandara Internasional Soekarno-Hatta, sempat alami penundaan selama beberapa jam," papar Airport Duty Officer Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II, Ongah Hasnan Siregar di Pekanbaru, Jumat (15/7).

Dia berujar, insiden tersebut terjadi pada Kamis (14/7), di bandara setempat dengan nomor penerbangan JT 293 rute Pekanbaru-Jakarta dan jadwal keberangkatan atau waktu lepas landas sekitar pukul 17.00 WIB serta tiba di bandara tujuan pukul 18.50 WIB.

Kejadian itu bermula, saat penumpang melakukan proses boarding atau memasuki pesawat yang telah ditentukan menggunakan garbarata yakni Boieng 737-900 bernomor registrasi PK-LGZ. Setelah penumpang masuk dan duduk di kursi dalam pesawat, lanjutnya, tapi tiba-tiba penumpang ke luar lagi menuju ruang tunggu, sebelum kemudian dipindah menggunakan pesawat baik jenis dan tipe yang sama dengan nomor registrasi PK-LGJ.

"Penumpang memang sempat akan diterbangkan dengan PK-LGZ. Namun, langsung dipindahkan dengan pesawat PK-LGJ. Jadi mereka tidak sempat menunggu terlalu lama," terangnya.

Aznil (47), suami penumpang yang berangkatkan isteri bernama Murniati dan seorang anaknya Siti Pupita Sari mengaku, insiden itu memakan waktu hampir 2 jam dengan kondisi seluruh penumpang ditelantarkan di terminal bandara.

"Penumpang baru disuruh naik ke pesawat sekitar jam 19.00 WIB, setelah sebelumnya menunggu di bandara. Saat naik pesawat pertama, terdengar suara speaker dalam pesawat mengumumkan, permintaan maaf karena pesawat ini belum dapat berangkat karena tidak dapat izin," katanya.

Belum lagi selama menunggu di bandara setempat, ucap dia, tidak tersedia jumlah bangku atau kursi yang memadai pada ruang tunggu di terminal keberangkatan dan berbagai kekurangan lainnya. "Fasilitas wifi bandara, lelet. Tempat charger telepon genggam kurang dan tidak dilengkapi tempat duduk di lokasi charger. Katanya bandara internasional, tapi sarana dan prasarananya, kelas kampung," terangnya.

"Jadi bisa dibayangkan, menunggu pesawat Lion 2 jam tanpa diberi makan dan minum dengan fasilitas yang kurang dari bandara," kata Aznil.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement