REPUBLIKA.CO.ID, NICE -- Serangan teror di Nice, Prancis memakan korban setidaknya 80 jiwa. Banyaknya korban ditengarai karena truk berjalan dengan cepat dan menyilang atau zigzag.
"Kami hampir mati, ini seperti halusinasi, .. truk trailer itu berjalan zigzag, kita tak tahu kemana arahnya. Istrik saya ikut menjadi korban tewas. Trailer itu menabrak apa saja. Kita tak pernah melihat seperti ini sebelumnya," kata Wassim Bouhel.
Sejumlah orang, kata dia, mencoba menaiki kabin truk dengan bergantungan di pintu untuk menghentian pelaku.
Lucy Nesbitt, saksi lainnya mengatakan kepada Sky News, suara tembakan terdengar seperti lagi di Beirut. "Ini sangat mengejutkan dan saya tak percaya jika mengalami situasi tragis seperti ini. Semua orang berteriak di jalan dan menuju ke restauran."
Maryam Violet, jurnalis Iran menjadi salah satu saksi dalam insiden di Nice, Prancis kemarin. Kepada the Guardian, ia mengaku melihat bagaimana truk berjalan dengan kencang dan menabrak mereka yang berjalan di trotoar setelah kembang api selesai dalam acara Bastile Day.
"Semua orang terkejut, saya melihat bagaimana orang-orang lari dan berteriak," ujarnya. "Orang-orang berteriak, 'Ini serangan teroris, ini serangan teroris.' Jelas sekali sopir melakukannya dengan sengaja."
Baca juga, Saksi: Banyak Muslim Turut Jadi Korban Serangan Truk di Nice.
Violet mengaku melihat dua saudara perempuan dan seorang dari Polandia menangisi dua saudara mereka yang jadi korban tewas. Ia juga mengungkap bagaimana banyak Muslim yang menjadi korban. "Ada banyak warga Muslim yang menjadi serangan. Karena saya melihat jilbab di kepala mereka dan beberapa juga berbicara bahasa Arab," katanya.
Salah seorang famili yang kehilangan ibu berbicara menggunakan bahasa Arab. "Ia (ibu) telah menjadi seorang martir," ujar kerabat korban itu. "Orang-orang merayakan acara itu dengan dengan damai. Setelah kembang api truk itu datang dan menabraki orang-orang."