Jumat 15 Jul 2016 17:59 WIB

Perdamaian Desa Mamala dan Morella Membawa Berkah

Perdamaian (ilustrasi).
Foto: cotwguides.com
Perdamaian (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Proses perdamaian antara Desa Mamala dengan Desa Morella semakin menampakkan hasilnya. Perdamaian terlihat menyusul suksesnya kegiatan adat pukul sapu yang setiap tahunnya selalu menimbulkan perselisihan yang menyebabkan jatuh korban jiwa dan harta benda.

Hal ini yang juga menjadi perhatian Pangdam XVI/Pattimura, Mayjen TNI Doni Monardo dalam mengawal proses perdamaian tersebut yang telah diinisia sejak tahun lalu dari kegiatan silaturahim, pelatihan dan pendataan sampai dengan buka puasa dan pindah tidur antar warga kedua desa tersebut. Pangdam yang hadir mendampingi Gubernur Maluku, Ir. Said Assagaff , dan Kapolda Maluku, Danlantamal IX, Danrem 151/Binaiya, Danlanud Pattimura, Bupati Maluku Tengah serta Kepala Kanwil Agama Provinsi Maluku bersepakat untuk kumpul diperbatasan kedua desa tersebut sebelum acara dimulai.

Teknis pelaksanaannya diatur sedemikian rupa sehingga kedua desa tidak merasa diutamakan atau di kecilkan. "Ini momen yang penting dalam proses perdamain sebagai indikator awal yang perlu kita jaga bersama" kata Pangdam kepada pejabat yang hadir, seperti dalam keterangan tertulis, Jumat (15/7).

 

Rombongan pejabat dibagi dua, satu dipimpin Gubernur yang didampingi Kapolda membuka acara di desa Morella dan satunya pimpinan Sekda Provinsi Maluku yang didampingi Pangdam membuka di desa Mamala. Dan setelah acara pukul sapu dimulai, rombongan pejabat tersebut bertukar tempat, sehingga masing masing desa mendapat kunjungan pejabat daerah.

 

Dengan suksesnya acara tradisi tersebut menjadi babak baru bagi kedua desa untuk segera bahu membahu dan mempererat hubungan kekerabatan dalam membangun dan menyejahterakan masyarakatnya yang sempat terkoyak akibat perseteruan yang berkepanjangan.

 

Kegiatan tersebut bukan hanya sekedar acara tradisi, tetapi juga merupakan ajang silaturahim bagi “pela” masing-masing desa yang berdatangan dari luar pulau ambon bahkan dari Luar Negeri. Di sisi lain, atraksi tersebut merupakan sumber pariwisata yang memiliki daya tarik bagi wisatawan domestik dan manca negera sehingga memiliki nilai jual yang cukup tinggi.

 

Ita (25 tahun) warga morella yang biasa berjualan di sekitar lokasi atraksi menyampaikan kegembiraannya melihat pengunjung melimpah 10 kali lipat dari tahun tahun sebelumnya dan menambah keuntungan dari dagangannya. Banyaknya pengunjung yang datang menjadi incaran bagi para sales produk perbankan dan otomotiv serta rokok yang melihat pangsa pasar yang dapat digarap.

 

Dan diharapkan kedepan dapat menjadi sumber pemasukan bagi masing masing desa dan berdampak pada peningkatan kesejahteraan warga. Kegiatan tradisi tahunan pukul menyapu atau baku pukul manyapu merupakan atraksi unik dari Maluku Tengah yang hanya diadakan setiap 7 syawal di Desa Mamala dan Desa Morella, Kecamatan Leihitu, Maluku Tengah dimana 2 kelompok saling berhadapan dan saling menyabet pada bagian badan sampai mengeluarkan darah segar dan telah berlangsung dari abad XVII.

Semoga damai alami dapat terjalin terus di desa mamala morella dan dapat dijadikan model perdamaian bagi daerah daerah yang masih dilanda konflik yang berkepanjangan yang masih banyak terjadi di Maluku dan Maluku Utara.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement