REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta optimistis libur sekolah masih mampu mendongkrak jumlah okupansi kamar hotel di daerah itu, setelah mengalami penurunan selama Lebaran.
"Meski arus balik sudah berlangsung, masih ada liburan sekolah yang berlangsung hingga hari Minggu ini," kata Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY Herman Tony di Yogyakarta, Jumat.
Menurut Herman, libur sekolah manjadi penopang tingkat hunian kamar hotel yang sebelumnya justru menurun pada saat Lebaran.
"Kami yakin hingga Minggu ini okupansi akan terus bertambah, karena Yogyakarta masih menjadi salah satu destinasi wisata utama di Indonesia," kata dia.
Menurut dia okupansi Lebaran tahun ini jauh meleset dari perkiraan sebelumnya. Lebaran tahun ini rata-rata okupansi hanya mencapai 60-70 persen per hotel.
Ia mengatakan kompleks perhotelan di Ring 1 atau yang berada di sepanjang Jalan Mangkubumi dan Malioboro yang biasanya memiliki okupansi terbanyak, hanya mampu mencapai okupansi 80 persen.
Padahal pada lebaran tahun-tahun sebelumnya mulai H-1 Lebaran okupansi hotel baik berbintang maupun hotel melati (nonbintang) telah mencapai 100 persen.
"Lebaran tahun lalu pada H-1 banyak hotel yang sudah menolak tamu," kata dia.
Menurut dia, penurunan tingkat hunian banyak dipengaruhi kemacetan arus mudik di sepanjang Jalur Brebes Timur Exit (Brexit) yang berlangsung selama hampir 24 jam pada Lebaran. Kondisi itu memicu banyak pembatalan pemesanan kamar hotel.
Ia mengatakan secara keseluruhan jumlah kamar hotel di DIY hingga saat ini mencapai 20.000 kamar hotel baik berbintang maupun nonbintang.
Kepala Dinas Pariwisata DIY Aris Riyanta juga optomistis jumlah kunjungan wisata masih akan bertambah hingga akhir pekan ini. Selama Lebaran wisatawan, menurut dia, paling banyak mengunjungi objek-objek wisata alternatif.
"Kami perkirakan wisatawan yang berkunjung ke DIY akan melebihi target karena liburan Lebaran tahun ini masih disambung dengan libur sekolah," kata dia.