REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia sama seperti negara lainnya masih terus mencermati perkembangan situasi di Turki. Kudeta militer yang terjadi di negara itu membuat Indonesia yang memiliki hubungan dekat dengan Turki prihatin. "Pemerintah Indonesia mengharapkan situasi di Turki akan segera pulih," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir kepada Republika.co.id, Sabtu (16/7).
Ia mengatakan, Indonesia menekankan pentingnya penghormatan terhadap konstitusi dan prinsip demokrasi di negara tersebut. Kudeta oleh militer Turki terjadi Jumat (15/7) saat Presiden Recep Tayyip Erdogan tengah berlibur.
Dua ledakan terjadi di dekat pusat Istanbul, Taksim Square dan satu serangan bom di gedung Parlemen Ankara menyusul kudeta yang terjadi. Arrmanatha mengatakan pemerintah Indonesia meminta warga negara Indonesia (WNI) yang berdomisili di Turki untuk tetap tenang. "Untuk sementara waktu tinggal di rumah, terus mencermati perkembangan dan situasi keamanan dan melakukan komunikasi dengan KBRI Ankara dan KJRI Istanbul," ujar Arrmanatha.
Sementara itu, pemerintah Indonesia juga mengimbau WNI yang akan melakukan perjalanan ke Turki, khususnya Ankara dan Istanbul untuk terlebih dahulu memantau keadaan keamanan sebelum berangkat. Berdasarkan data yang dimiliki Kementerian Luar Negeri, jumlah WNI di Turki saat ini sekitar 2.700 orang. Di antaranya 800 orang di Istanbul dan 400 orang di Ankara.
(Baca Juga: 4 Kudeta Militer yang Pernah Terjadi di Turki)