REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Bulog tetap melanjutkan kegiatan operasi pasar (OP) bahan pangan meskipun Lebaran sudah lewat sebagai upaya menstabilkan harga sejumlah komoditas yang masih tinggi, seperti gula, daging sapi, dan bawang merah.
Direktur Pengadaan Perum Bulog Wahyu menyatakan, OP bahan kebutuhan pokok tersebut dilakukan di seluruh pelosok Indonesia, salah satunya melalui Rumah Pangan Kita (RPK). Menurut dia, saat ini harga beberapa komoditas pangan pasca-Lebaran masih tetap tinggi, misalnya, daging di pasaran umum masih di kisaran Rp 120 ribu per kg, begitu juga gula tercatat seharga Rp 15 ribu per kg.
"Alasan inilah yang membuat Bulog akan terus melakukan OP beberapa komoditas pangan di pasaran agar harga bisa turun," kata Wahyu.
Oleh karena itu, kata dia, untuk menahan laju kenaikan harga daging di pasaran, Bulog tetap menjual komoditas hasil ternak tersebut Rp 80 ribu per kg, sedangkan gula juga dijual di bawah harga pasaran, apalagi pemerintah menginginkan agar harga gula bisa turun di kisaran Rp 12.500 per kg.
Wahyu menjelaskan, pihaknya masih mendatangkan daging sapi dari Australia untuk OP daging dan akan segera dijual ke pasar guna menurunkan harganya yang masih tinggi. Setidaknya, menurut dia, ada sekitar 15 kontainer daging sapi yang bakal masuk setelah Lebaran, selain itu sampai akhir tahun ini, Bulog juga akan mendatangkan 2.000 ton jeroan dalam bentuk jantung dan hati. Sebagian jeroan tersebut, sudah didatangkan selama Ramadhan lalu, dan sisanya akan didatangkan pada akhir Juli dan Agustus mendatang.
Menjelang Lebaran lalu harga beberapa komoditas pangan strategis mengalami peningkatan drastis, sehingga Presiden RI kemudian memerintahkan Perum Bulog untuk menstabilkan harga sejak minggu ke dua Mei lalu. Komoditas pangan yang harus dijaga stabilitas harganya yakni beras medium, beras premium, gula, minyak goreng, daging sapi, dan bawang merah.
Ada 82 kota seluruh Indonesia yang merupakan kota-kota pencatat inflasi, terdiri dari 232 titik pasar. Oleh karena itu untuk menjaga stabilitas harga pangan tersebut Bulog melakukan operasi pasar. Pasar murah dan penjualan komersial melalui pedagang, di titik pasar dan bazaar di perumahan, serta melalui jalur distribusi komersial antara lain RPK.
Dalam operasi pasar, Bulog menjual beras medium dengan harga Rp 7.900/kg, beras komersial Rp 8.500 per kg, gula pasir Rp 13 ribu per kg, minyak goreng Rp 12 ribu per kg, daging Rp 80 ribu per kg, dan bawang merah Rp 25 ribu per kg.
Data Perum Bulog hingga 27 Juni lalu, distribusi komoditas beras medium sudah sebanyak 215.201 ton, beras premium/komersial 78.262 ton, bawang merah Rp1.398 ton, daging sapi 2.969 ton, gula 4.426 ton dan minyak goring 432.395 liter.
Menanggapi Bulog yang tetap menggelar OP, Ketua Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras (Perpadi) Pusat, Sutarto Alimoeso mengatakan, sebagai lembaga pemerintah, Bulog berfungsi untuk melakukan stabilisasi harga pangan di pasaran. Apalagi sebagai negara besar, produksi pangan di Indonesia haruslah dikelola dengan baik dan merata di seluruh Indonesia.
Sutarto menyatakan, stabilitas harga pangan menjadi tugas Bulog, selain itu, BUMN Pangan ini harus memastikan kalau stok pangan baik itu beras, daging, gula merata di seluruh Indonesia. "Kalau mengandalkan pihak swasta itu tidak mungkin, pemerintah harus turun tangan melalui Bulog," ujarnya.
Oleh karena itu mantan Dirut Perum Bulog tersebut berpesan, Bulog wajib membuat stok dan menjaga keseimbangan pangan di pasaran, sehingga kalau ada kegagalan pasar, maka perusahaan itu harus segera mengeluarkan stok yang dimiliki. "Artinya, Bulog harus menjadi pelaksana dan perpanjangan tangan pemerintah untuk menjaga stabilisasi harga pangan nasional," katanya.