REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Pondok Pesantren Tahfidz Alquran Daarul Quran Ketapang, Tangerang, Banten, Ustaz Yusuf Mansur mengaku sedih dan haru menyaksikan apa yang terjadi di Turki, menyusul adanya kudeta militer Jumat (15/7).
Meski demikian, ustaz muda kelahiran Betawi ini mengaku tidak mengerti dengan apa yang sesungguhnya sedang terjadi di Turki. ''Saya sedih dan haru menyaksikan apa yang terjadi di Turki, tapi saya tidak tahu apa yang sesungguhnya sedang terjadi,'' ungkap Ustaz Yusuf Mansur, Sabtu (16/7).
Usaha kudeta yang dilakukan sekelompok orang di kalangan militer Turki pada Jumat (15/7) waktu setempat berakhir dengan kegagalan setelah massa menjawab permintaan Presiden Recep Tayyip Erdogan untuk turun ke jalanan demi mendukungnya.
Sejumlah tembakan dan ledakan telah mengguncang kota utama Istanbul dan ibu kota Ankara dalam satu malam yang kacau setelah para tentara menempatkan diri di kedua kota itu dan memerintahkan televisi nasional untuk membacakan pernyataan yang menyatakan mereka telah merebut kekuasaan.
Namun pada Sabtu (16/7) pagi, laporan Reuters menyebutkan sekitar 30 orang tentara pro kudeta menyerahkan senjata mereka setelah dikepung polisi bersenjata lengkap di lapangan Taksim, Istanbul.
Mereka dibawa dengan kendaraan kepolisian saat sebuah pesawat jet tempur terus terbang rendah, menyebabkan sebuah efek suara yang menggetarkan sejumlah bangunan dan memecahkan kaca jendela.