REPUBLIKA.CO.ID NICE -- Kelompok ISIS mengklaim pria keturunan Tunisia yang menabrakkan truknya ke kerumunan massa di Nice Prancis sebagai seorang tentara. Aksi tersebut menyebabkan 84 orang tewas.
Klaim yang diterbitkan melalui media sosial tersebut tidak menyebut Mohamed Lahouaiej Bauhlel, 31 tahun yang menurut otoritas menjadi pelaku teror tersebut. Namun, pernyataanya mengutip anggota keamanan kelompok tersebut, pelaku serangan di Prancis menuruti imbauan ISIS untuk menarget negara yang menyerang kelompok tersebut.
Dilansir Arab News, Bouhlel diketahui sebagai warga bermasalah, pria pemarah yang tak terlalu tertarik dengan kelompok ultra-puritan yang mengatasnamakan Islam. Selain itu, belum jelas apakah dia bertindak sendirian. Namun, otoritas Paris menangkap 5 orang terkait serangan tersebut.
Identitas mereka yang ditangkap belum jelas. Namun, tetangga di sekitar wilayah tempat tinggal Bouhlel menyebut istrinya dibawa polisi. Prancis menetapkan tiga hari berkabung karena peristiwa serangan di Nice tersebut.