REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Manajemen Rumah Sakit Elisabeth Kota Bekasi, Jawa Barat, memilih untuk menyelesaikan konflik vaksin diduga palsu dengan para pasiennya tanpa melibatkan peran media massa.
"Kalau manajemen tidak mau melibatkan wartawan dalam mediasi kasus ini, artinya ada sesuatu yang manajemen tidak ingin diketahui oleh masyarakat banyak," kata salah satu keluarga pasien Ketut Daryatmo (37) di Bekasi, Sabtu (16/7).
Menurut dia, pihak manajemen RS Elisabeth di Jalan Raya Siliwangi Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi, telah mengagendakan keputusan final terkait penggunaan vaksin palsu, Sabtu (16/7) pukul 17.00 WIB.
Namun puluhan wartawan dari sejumlah media nasional maupun lokal yang diundang hadir oleh keluarga pasien ke rumah sakit tersebut dihadang masuk ke ruang mediasi di lantai basement oleh sejumlah petugas keamanan rumah sakit.
Ketut mensinyalir situasi itu sengaja dilakukan oleh manajemen guna menghindari citra buruk rumah sakit di tengah masyarakat. "Ini adalah fakta bahwa manajemen rumah sakit khawatir terjadi penurunan jumlah pasien kalau kasus ini terpublikasi luas ke masyarakat," katanya.
Menurut warga Kecamatan Mustikajaya Kota Bekasi itu, para orang tua pasien sengaja melibatkan peran media massa sebagai bentuk keterbukaan informasi kepada masyarakat.
"Kami sudah ada rencana mau menggelar demonstrasi di gerbang masuk rumah sakit bersama ratusan orang tua pasien hari ini bila manajemen tetap bersikeras tidak mau terbuka pada keluarga pasien maupun media massa," katanya.
Keterbukaan yang dituntut keluarga pasien terkait dengan berkas otentik penggunaan vaksin selama kurun waktu 2006 hingga 2016. "Sampai saat ini kami belum menerima informasi otentik terkait penggunaan vaksin yang mereka suntikan kepada anak-anak kami," katanya.
Aksi penghadangan sejumlah awak media pun dilakukan oleh sejumlah petugas keamanan yang menjalankan tugas menjaga kondusivitas jalannya audiensi. "Hanya orang tua saja yang bisa masuk, media dilarang masuk," kata salah satu Satpam.
Satpam tersebut nampak mendorong wartawan yang hendak masuk ke ruangan yang berada di bagian basement gedung rumah sakit yang beralamat di Jalan Raya Siliwangi, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi itu.