Ahad 17 Jul 2016 07:48 WIB

Pemberontak Suriah Komentari Kudeta Militer di Turki

Warga Turki berjalan untuk menyampaikan dukungannya terhadap pemerintahan yang hendak digulingkan, Sabtu (16/7).
Foto: AP
Warga Turki berjalan untuk menyampaikan dukungannya terhadap pemerintahan yang hendak digulingkan, Sabtu (16/7).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Pemberontak Suriah memuji masyarakat Turki pada Sabtu, yang berdiri tegak melawan persekongkolan untuk menggulingkan Presiden Tayyip Erdogan, salah satu pendukung utama kawasan mereka dalam pertempuran melawan Presiden Bashar Al Assad.

"Kami mengucapkan selamat kepada pemerintah Turki atas kemenangan rakyat Turki dan pemerintahan yang mereka pilih," kata pernyataan dengan bertuliskan dari Tentara Pembebasan Suriah (FSA).

Pernyataan itu mengatakan bahwa masyarakat Turki menggagalkan persekongkolan besar, yang menyasar kestabilan dan keamanan negara serta menunjukkan kepada dunia bahwa keinginan mereka tidak dapat dihancurkan.

Pernyataan itu dikirimkan kepada Reuters oleh Jays Al Nasr, unsur didukung Barat, yang menjadi bagian dari kelompok pemberontak di bawah FSA.

Pasukan setia kepada pemerintahan Erdogan berjuang di Sambu untuk menghancurkan sisa kudeta militer, yang runtuh setelah masyarakat menjawab permintaannya untuk turun ke jalan dan sejumlah pemberontak meninggalkan tank mereka.

Sejumlah laporan awal terkait kudeta itu memicu perayaan di pusat Damaskus dan wilayah lain yang diduduki oleh pemerintah Suriah, dengan ratusan orang turun ke jalanan ibu kota, bersorak-sorai dan mengibarkan bendera Suriah.

Belum ada tanggapan resmi dari Suriah terkait usaha kudeta yang terjadi di negara tetangga bagian utara mereka, namun televisi nasional meliput kejadian itu secara ekstensif.

Pemerintah Suriah telah menuduh Erdogan memicu konflik di Suriah dengan cara mendukung para pemberontak Islamis yang memerangi Damaskus dan mengizinkan para militan asing untuk menyeberangi perbatasan dari Turki memasuki Suriah.

Perang saudara Suriah, yang saat ini memasuki tahun yang keenam, dimulai saat sebuah peberontakan damai melawan Assad sebelum berkembang menjadi sebuah konflik multi-pihak yang diperkirakan telah menewaskan beberapa ratus ribu orang dan memicu krisis pengungsi internasional. Turki menampung sekitar 2,7 juta pengungsi.

Sejumlah kelompok pemberontak yang beroperasi di bawah Tentara Pembebasan Suriah teah menerima bantuan dari Turki sebagai bagian sebuah dukungan militer yang juga mendapatkan dukungan dari Amerika Serikat.

Turki juga dituduh mendukung sejumlah kelompok keras, seperti, Ahrar Al Sham, meskipun mereka menyangkal tuduhan mendukung ISIS.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement