REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Kapten Cpn Titus Benediktus Sinaga, pilot yang menjadi korban helikopter jatuh di Desa Taman Martani, Kalasan Sleman, Jawa Tengah, dikenal sebagai orang yang ramah dan baik di kampung halamannya.
Hal itu diungkapkan Iwan (32), salah seorang warga Desa Lau Dendang, tempat tinggal Titus. Iwan mengaku sangat mengenali kepribadian korban mulai dari kecil, dan kini jadi perwira TNI.
Menurut dia, Kapten Titus merupakan salah seorang warga yang baik dan pelindung di daerah tersebut. "Titus orangnya dikenal ramah dan baik, kalau ada yang kecurian dia mau langsung turun tangan. Memang dia jarang pulang, dan kebanyakan tugas luar kota," kata dia.
Jenazah Kapten Cpn Titus Benediktus Sinaga, pilot helikopter Angkatan Darat tiba di rumah duka Desa Lau Dendang, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sabtu (16/7). Setiba di rumah duka, mobil jenazah langsung menurunkan peti mati yang berisi jasad Almarhum Kapten Cpn Titus.
Sebelum melangkah masuk ke pintu rumah duka, puluhan personel TNI berbaris melakukan persiapan penghormatan kepada iringan jenazah yang diangkat oleh 6 prajurit TNI berpakaian lengkap. Terlihat sanak- saudara korban menyambut kedatangan Alm. Kapten Titus dengan isak tangis dan haru.Terlebih Ely, ibu korban yang tak tahan membendung kesedihannya.
Selanjutnya, peti jenazah langsung dimasukkan ke dalam rumah. Pihak TNI menyerahkan jenazah kepada pihak keluarga.
Kapten Titus meninggal usai menjalani perawatan medis selama sepekan di rumah sakit Pusat TNI AD Hardjolukito Yogyakarta. Meninggalnya Titus menambah jumlah korban meninggal akibat jatuhnya helikopter Bell TNI AD menjadi empat orang.
Tiga korban tewas lain, yakni Letda Cpn Angga Juang, Serda Yogi Riski Sirait dan seorang warga Sukoharjo, Fransisca Nila Agustin. Helikopter tersebut jatuh di Dusun Kowang, Desa Tamanmartani, Kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta pada Jumat (8/7).