REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Pelaku teror di Nice, Mohamed Lahouaiej Bouhlel, tercatat pernah memiliki riwayat kekerasan dalam rumah tangga. Kerabatnya pun mengatakan Bouhlel tidak menjalankan ajaran agama Islam sebagaimana mestinya.
Hal tersebut diungkapkan sepupu istri Bouhlel, Walid Hamou, sebagaimana dilansir dari Metro, Sabtu (16/7). "Dia memukuli istrinya yang juga sepupu saya. Selain itu, dia pun tidak pergi ke masjid, tidak menjalani puasa Ramadhan, minum alkohol dan makan daging babi. Semua itu dilarang dalam ajaran Islam," kata Walid.
Sementara itu, adik kandung Bouhlel, Mohamed, mengaku telah mengamati kondisi psikologis kakaknya selama bertahun-tahun sejak 2005. Dia dan ayahnya berusaha mengobati kondisi psikologis Bouhlel.
"Dia memiliki masalah psikologis yang menyebabkan gangguan syaraf. Saat gangguan kambuh, dia akan marah, berteriak dan memecahkan segala sesuatu di sekitarnya," tutur Mohamed.
Bouhlel melakukan teror saat Hari Bastille pada Kamis (14/7) lalu. Dia menabrakkan truk bermuatan 70 ton ke kerumunan massa di Nice.
Peneliti Perancis sejauh ini belum menemukan nukti langsung yang menghubungkan Bouhlel dengan organisasi Islam ektremis. Meski demikian, milisi ISIS telah mengklaim bertanggungjawab atas serangan pada Kamis.