Ahad 17 Jul 2016 04:13 WIB

'Upaya Kudeta Turki Penistaan Demokrasi'

Pendukung Presiden Turki Erdogan bersorak di Bandara Ataturk, Istanbul, Sabtu (16/7).
Foto: Reuters
Pendukung Presiden Turki Erdogan bersorak di Bandara Ataturk, Istanbul, Sabtu (16/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PII) menyatakan upaya kudeta oleh faksi militer terhadap pemerintah Turki merupakan penistaan terhadap nilai-nilai demokrasi yang telah dianut masyarakat Turki.

"Kami mengutuk keras upaya kudeta yang dilakukan kelompok politik dan militer terhadap kepemimpinan rakyat Turki yang sah," kata Ketua Umum KB PII Nasrullah Larada, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu malam (16/7).

Nasrullah mengatakan upaya kudeta tersebut juga akan menganggu kesejahteraan ekonomi rakyat Turki, yang mengalami perbaikan signifikan sejak 13 tahun terakhir.

"Kudeta ini juga tindakan kejahatan kemanusiaan yang mengganggu eksistensi Turki sebagai negara berpenduduk Muslim besar dan telah memberikan konstribusi terhadap inisiatif dialog dan diplomasi," ujar dia.

Menurut Nasrullah, selama ini Turki membangun tata inisiatif dan diplomasi yang berkeadilan dan beradab di pentas percaturan politik internasional, yang selama ini tidak berimbang dan tidak sehat.

KB PII berharap umat Islam Indonesia yang berada di Turki dapat menjaga diri dan tidak terpengaruh oleh gerakan kudeta yang ingin merusak tatanan nilai Islam yang sedang berkembang di negara tersebut.

Lebih lanjut, KB PII juga menilai upaya kudeta tersebut merupakan tindakan makar terhadap kebaikan dakwah Islam yang sedang berkembang pesat di Turki.

"Kudeta tersebut juga merupakan bagian dari upaya tak henti-hentinya yang dilancarkan berbagai pihak yang tidak suka apabila peradaban yang berkeadilan, berkeadaban serta berkesejahteraan bagi seluruh umat manusia kembali ditegakkan di bawah panji-panji kepemimpinan Islam yang kuat," ujar Nasrullah.

KB PII mengajak warga Indonesia ikut membantu Turki agar mampu menghadapi perlawanan para pengkhianat negara, dan eksistensi Turki semakin kuat, salah satunya dengan berdoa.

sumber : ANTARA
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement