REPUBLIKA.CO.ID, Tak lama setelah lepas landas dari Bandara Internasional Kennedy New York, pesawat TWA Boeing 747 tujuan Paris meledak di atas Samudra Atlantik pada 17 Juli 1996. Seluruh penumpang dan kru berjumlah 230 orang tewas seketika.
Penerbangan 800 ini baru saja menerima izin untuk naik ke ketinggian yang lebih tinggi. Namun kemudian meledak tanpa ada peringatan apa pun. Ledakan ini membuat pesawat jadi bola api di udara.
Sejumlah teori konspirasi muncul mengenai penyebab ledakan. Mulai dari kecurigaan bom hingga ditembak rudal. Sejumlah saksi mata mengaku melihat tembakan rudal ke arah pesawat sebelum ledakan terjadi.
Angkatan Laut AS dan FBI bersama dengan Badan Keselamatan Transportasi Nasional meluncurkan penyelidikan atas insiden. Selain kesaksian, tim tidak menemukan bukti bahwa pesawat ditembak misil atau meledak karena bom.
Sejumlah teori konspirasi lain menyebut pesawat itu tidak sengaja tertembak ketika Angkatan Laut AS melakukan uji rudal. Otoritas AS menyangkal keras hal itu. Namun sejumlah pakar hingga mantan pejabat Gedung Putih, Pierre Salinger mendukung opsi tersebut.
Banyak kritik muncul ketika penyelidikan diakhiri pada 1998. Penyidik saat itu menyimpulkan ledakan disebabkan oleh kegagalan mekanis, bukan bom atau tembakan rudal.
Selanjutnya: Disneyland Amerika Dibuka