REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menekankan pentingnya penanganan masalah terorisme serta penyebabnya. Hal ini disampaikannya saat menghadiri KTT ASEM ke-11 di Ulan Bator, Mongolia.
"Kita jangan hanya melihat kapan dan dimana suatu tindakan terorisme terjadi. Kita juga harus melihat lebih dalam akar permasalahan (root causes) penyebab aksi teror tersebut," kata JK di KTT ASEM di Ulan Bator, Mongolia, dikutip dari laman resmi wapresri, Ahad (17/7).
Pernyataan Wapres inipun mendapat dukungan dari sejumlah pemimpin negara-negara ASEM. Lebih lanjut, JK juga mengatakan aksi terorisme ini telah meluas dari negara gagal ke negara-negara yang lebih stabil.
Sebab itu, ia menekankan diperlukannya kerja sama rekonstruksi pembangunan politik, ekonomi, dan sosial guna menanggulangi akar permasalahan terorisme di negara-negara gagal tersebut. Tak hanya itu, menurut JK, aksi unilateralisme terhadap negara-negara gagal justru akan memperkuat timbulnya reaksi negatif yang lebih luas. Tindakan terorisme pun dijadikan sebagai ekspresi luapan kemarahan rakyat dari negara-negara yang diserang.
Menurut dia, tindakan unilateral dapat dinilai sebagai bentuk dari radikalisme negara (state-radicalism). Dalam kesempatan ini, para pemimpin ASEM juga menyampaikan keprihatinan dan mengutuk keras sejumlah serangan teroris yang terjadi di berbagai belahan dunia, menyusul tragedi yang terjadi di Nice, Prancis pada 15 Juli lalu.
Para pemimpin ASEM juga menyepakati peningkatan kerja sama internasional untuk menanggulangi terorisme dan penyelesaian hukum terhadap pelaku terorisme sesuai dengan piagam PBB dan hukum internasional. Selain membahas masalah terorisme, keamanan dan perdamaian kawasan, pertemuan antar pemimpin negara ini juga membahas terkait keluarnya Inggris dari Eropa atau Brexit serta masalah migrasi.