REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua MPR, Zulkifli Hasan mengecam penggunaan senjata dalam merebut kekuasaan, seperti percobaan kudeta yang dilakukan sekelompok faksi militer kepada pemerintahan Turki.
"Mengecam kudeta sekelompok faksi militer di Turki. Penggunaan senjata untuk merebut kekuasaan demokratis tidak dibenarkan dengan dalih apapun," kata Zulkifli seperti disampaikan dalam akun Twitter pribadinya, Ahad (17/7).
Menurut Zulkifli, penggunaan senjata dalam merebut kekuasaan bertentangan dengan ideologi demokrasi. Karena itu, ia menentang keras aksi yang dilakukan sekelompok militer di Ankara, Ibu Kota Turki.
Komitmen terhadap demokrasi, lanjut dia, mensyaratkan kesadaran kolektif bahwa tak ada ruang untuk kudeta dan kekerasan senjata dalam kehidupan. Meski demikian, Ketua Umum PAN itu menilai, perlawanan rakyat Turki terhadap kudeta menegaskan satu hal penting, yakni dalam demokrasi, kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat. Sehingga, prinsip dalam menjalankan negara berdemokrasi harus didasari kepentingan rakyat demi terwujudnya kesejahteraan.
Zulkifli juga menyampaikan rasa syukurnya mendengar tidak ada WNI di Turki yang menjadi korban. Mantan menteri kehutahan itu berpesan kepada seluruh WNI yang berada di sana untuk berhati-hati.
Ia mengajak kepada seluruh masyarakat di Indonesia untuk tetap menjaga solidaritas guna memelihara demokrasi. Sebab, demokrasi merupakan tonggak dari Pancasila.
"Mari terus merawat dan perbaiki demokrasi sebagai jalan untuk mewujudkan janji kebangsaan kita, yaitu Indonesia tanpa kesenjangan," kata Zulkifli mengakhiri.
(Baca Juga: Militer Lakukan Kudeta, PM Turki: Sejumlah Jenderal Terlibat)