REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Festival Sriwijaya XXV sedianya akan mulai berlangsung, Senin (18/7). Festival yang diusung Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) akan dibuka Gubernur Sumsel Alex Noerdin pada Senin malam dipusatkan di plaza Benteng Kuto Besak (BKB) -- tepatnya berada di tepi Sungai Musi.
Pada pembukaan Festival Sriwijaya 2016 yang mengangkat tema Kerajaan Sriwijaya dibawah kepemimpinan Raja Dapunta Hyang menurut Kepala Disbudpar Sumsel Irene Camelyn, akan menampilkan sejumlah atraksi budaya dan kesenian.
“Sebelum pembukaan, pada siang hari akan berlangsung pawai budaya yang memamerkan atraksi dan kekayaan budaya dari 17 kabupaten dan kota di Sumsel. Rutenya dari taman Kambang Iwak melintas di jalan Merdeka sampai ke pelataran BKB,” ujar Irene Camelyn, Ahad (17/7).
Menurut Kepala Disbudpar Sumsel, pada pembukaan pada panggung utama di plaza BKB akan tampail paduan suara “Eternity Sriwijaya (prasasti kedukan bukit), tari Gending Sriwijaya, kemudian ada teatrikal tentang “Sri Kesetra” dalam bentuk theater opening, dilanjutkan penampilan kwartet Purwacaraka “Resonanz. ” Juga ada tarian kolosal “Taman Kesejahteraan Rakyat dan Tari Lilin Siwa.”
“Tema Festival Sriwijaya tahun ini adalah Kerajaan Sriwijaya dibawah kepemimpinan Raja Dapunta Hyang. Tema ini kami ambil dari Prasasti Talang Tuwo yang ditemukan Louis Constant Westenenk , Residen Palembang tahun 1920 di kaki Bukit Siguntang,” kata Irene Camelyn.
Irene menjelaskan, Prasasti Talang Tuwo dikenal sebagai salah satu peninggalan Kerajaan Sriwijaya. Prasasti yang bertuliskan tahun 606 Saka atau 23 Maret 684 Masehi, berisikan tulisan tentang taman yang dinamakan Sriksetra dibuat di bawah pimpinan Sri Baginda Sri Jayanasa. “Melalui tema ini kita mengibaratkan Provinsi Sumatera Selatan pada eranya adalah taman yang indah,” ujarnya.
Berbeda dengan tahun lalu Festival Sriwijaya dipusatkan di Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya (TPKS), menurut Irene Camelyn Festival Sriwijaya XXV akan diselenggarakan di pelataran Benteng Kuto Besak (BKB) yang berada di tepi sungai Musi.
Irene menjelaskan dengan menampilkan festival kuliner tradisional pada Festival Sriwijaya kali ini diharapkan akan meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap makanan tradisional. “Palembang adalah salah satu surga kuliner di Indonesia. Silahkan datang ke Palembang pada Festival Sriwijaya jika ingin menikmati berbagai kuliner khas Sumsel,” ujarnya.
Menurut Irene, bagi wisatawan yang berkunjung ke Palembang pada saat Festival Sriwijaya berlangsung ada satu agenda yang tidak boleh dilewatkan, yaitu pawai budaya yang akan menjadi puncak festival. “Pawai budaya akan memamerkan atraksi dan kekayaan budaya dari 17 kabupaten dan kota di Sumsel. Rutenya dari taman Kambang Iwak melintas di jalan Merdeka sampai ke pelataran BKB,” ujarnya.
Kepala Disbudpar Sumsel mengharapkan, Festival Sriwijaya bisa menjadi promosi pariwisata Sumsel untuk menarik wisatawan berkunjung daerah bumi Sriwijaya yang kaya dengan berbagai obyek wisata yang menarik. “Festival ini juga untuk melestarikan kebudayaan yang ada di Sumsel untuk bisa memperkenalkan bagaimana budaya-budaya di Sumsel berkembang dan diangkat agar bisa dikenal kepada generasi mendatang,” katanya.