Senin 18 Jul 2016 09:25 WIB

Yunani Ekstradisi Perwira Militer Turki Pro-Kudeta

Rep: Amri Amrullah/ Red: Winda Destiana Putri
Warga mengibarkan bendera Turki saat berkumpul di Lapangan Taksim, Sabtu, 16 Juli 2016. Warga turun ke jalan menolak aksi kudeta terhadap Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Foto: AP Photo/Emrah Gurel
Warga mengibarkan bendera Turki saat berkumpul di Lapangan Taksim, Sabtu, 16 Juli 2016. Warga turun ke jalan menolak aksi kudeta terhadap Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Yunani memulai prosedur ekstradisi terhadap delapan pejabat perwira militer Turki yang melarikan diri dengan helikopter, setelah upaya kudeta gagal pada Jumat (15/7) lalu.

Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras pada Ahad (17/7) malam menhubungi Perdana Menteri Turki memastikan proses ekstradisi akan segera dilakukan.

Tsipras mengucapkan selamat kepada pemerintahan dan warga Turki yang telah berhasil menggagalkan kudeta oleh militer.

"Pemerintahan Turki yang demokratis konstitusional sangat penting dijaga stabilitasnya," ujar Tsipras dilansir dari Kantor Berita Turki, Anadolu Agency, Ahad (18/7).

Perdana Menteri Yunani inijuga menegaskan mendukung pemerintahan Erdogan yang mendapatkan tempat di masyarakat. Perdana Menteri Turki pun menyampaikn terima kasih, sensitivitas dan dukungan pemerintahan Yunani atas kudeta yang gagal ini.

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan melakukan pembicaraan via telpon dengan Tsipras sesaat setelah kudeta militer gagal. Erdogan meminta agar Yunani mengekstradisi pejabat militer yang melarikan diri ke Yunani.

Tsipras pun menjanjikan akan segera mengembalikan seluruh perwira dan pejabat milter pro kudeta kembali ke Turki. Sebelumnya setelah kudeta militer yang gagal, pada Sabtu malam, sebuah helikopter Blackhawk digunakan pejabat militer prokueta untuk kabur dari Turki.

Helikopter tiba di Yunani pukul 23.30, ditemani oleh dua helikopter Turki lainnya. Helikopter mendarat di bandara Alexandroupoli yang tidak jauh dari perbatasan Turki-Yunani.

Mereka meminta izin masuk untuk mendarat darurat. Tentara pro-kudeta itu lalu ditangkap dan meminta suaka politik.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement