Senin 18 Jul 2016 12:24 WIB

Pemerintah Minta Maaf Atas Jatuhnya Korban pada Arus Mudik

Rep: Muhammad Nursyamsi / Red: Angga Indrawan
Kendaraan padat merayap dari arah pintu keluar Brebes Timur menuju Tegal, Tegal, Jawa Tengah, Kamis (7/7). (Republika/Wihdan Hidayat)
Kendaraan padat merayap dari arah pintu keluar Brebes Timur menuju Tegal, Tegal, Jawa Tengah, Kamis (7/7). (Republika/Wihdan Hidayat)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mewakili seluruh kementerian dan lembaga serta pihak-pihak lain yang terlibat dalam angkutan lebaran  2016 telah bekerja keras dan maksimal, untuk menyelenggarakan angkutan lebaran yang lebih baik sesuai arahan Presiden Joko Widodo.

Meski demikian, ia tidak menampik jika masih terdapat kekurangan serta sejumlah persoalan dalam pelaksanaan di lapangan, khususnya kemacetan lalu lintas pada waktu puncak arus mudik di ruas Brebes - Tegal. 

Adanya korban meninggal dunia maupun korban luka karena baik karena kecelakaan lalu lintas atau pun sebab lain selama pelaksanaan angkutan lebaran, kata dia, menjadi bahan introspeksi dan evaluasi bagi semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan angkutan lebaran.

"Untuk itu, atas nama semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan angkutan lebaran 2016, saya menyampaikan penyesalan serta permintaan maaf yang sebesar-besarnya," ujarnya dalam Konferensi pers Evaluasi Angkutan Lebaran 2016 di Kantor Kemenhub, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (18/7).

Ia berharap, operasi angkutan lebaran pada tahun-tahun mendatang akan terselenggara lebih baik.

Mengutip data Korlantas mulai H-6 hingga H+8, Jonan mengatakan jumlah kecelakaan lalu lintas turun enam persen dari 3.172 kecelakaan pada 2015 menjadi 2.979 kecelakaan pada tahun ini. Kemudian, korban meninggal dunia turun 20 persen, korban luka berat turun 15 persen, dan korban luka ringan turun lima persen.

Jonan menyebutkan, sekitar 70 persen kecelakaan yang terjadi melibatkan kendaraan sepeda motor. Mengenai keamanan, mantan Dirut KAI itu menilai relatif terkendali.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement