Senin 18 Jul 2016 17:43 WIB

Ingin Kunjungi Bromo? Bawa Masker dan Hindari Kendaraan Matic

Rep: Christiyaningsih/ Red: Achmad Syalaby
Mobil melintasi lautan pasir di Gunung Bromo, Probolinggo, Jawa Timur, Selasa (12/7). (Antara/Ari Bowo Sucipto)
Mobil melintasi lautan pasir di Gunung Bromo, Probolinggo, Jawa Timur, Selasa (12/7). (Antara/Ari Bowo Sucipto)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Masyarakat yang ingin mengunjungi Gunung Bromo diimbau membawa masker dan tidak mengendarai kendaraan matic. Imbauan membawa masker ini dikeluarkan mengingat sampai Senin (18/7) ini. Gunung Bromo masih berstatus waspada. Aktivitas gunung yang terdaftar dalam sepuluh destinasi wisata prioritas Indonesia ini sewaktu-waktu dapat menyebabkan hujan abu.

Kepala Pos Cemorolawang Probolinggo, Sarmin, mengatakan akivitas Gunung Bromo cenderung menurun jika dibandingkan beberapa hari ke belakang. Meski demikian menurunnya aktivitas belum menurunkan status gunung yang saat ini ada pada level waspada.

“Masyarakat juga diminta tidak mengajak anak kecil karena sudah ada kasus sesak napas yang diderita anak-anak akibat abu Gunung Bromo,” jelasnya saat ditemui pada Senin (18/7).  

Imbauan ini juga berlaku bagi masyarakat yang ingin menghadiri ritual Kasada pada Rabu (20/7) dan Kamis (21/7) mendatang. Mereka yang ingin datang ke Gunung Bromo saat upacara Kasada wajib berpakaian tebal karena puncak upacara dilaksanakan pada malam hari. Pada malam hari, suhu gunung setinggi 2.329 meter di atas permukaan laut ini mencapai 8-10 derajat celsius.

Kepala Seksi Wilayah II atau Pos Tumpang, Tatag Hari Rudhata, menyerukan agar warga tidak menuju Gunung Bromo menggunakan motor atau mobil matic. Medan menuju gunung yang mengangkangi empat kabupaten ini amat curam sehingga menyebabkan rem kendaraan matic blong. “Kendaraan matic penyebab tertinggi kecelakaan di rute Gunung Bromo,” ungkapnya. 

Berdasarkan data Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, 80 persen kecelakaan dialami pengendara matic. Imbauan menghindari kendaraan matic sudah dipasang di pintu masuk Cemorolawang, Wonokitri, Tumpang, Coban Trisula, dan Ranupani. “Kami terus mengingatkan, namun jika masyarakat ingin mengendarai matic tetap kami persilakan masuk namun peru diingat risiko kecelakaan sangat tinggi,” kata Tatag. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement