Senin 18 Jul 2016 17:49 WIB

Jerman Ancam Turki Jika Hukuman Mati Kembali Berlaku

Rep: Gita Amanda/ Red: Ani Nursalikah
Pendukung Presiden Turki Tayyip Erdogan melambaikan bendera nasional Turki di Taksim Square Istanbul, Turki, (16/7) .
Foto: Reuters / Huseyin Aldemir
Pendukung Presiden Turki Tayyip Erdogan melambaikan bendera nasional Turki di Taksim Square Istanbul, Turki, (16/7) .

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Jerman memperingatkan Turki akan niat mereka memberlakukan kembali hukuman mati menyusul kudeta yang melanda negara tersebut. Jerman mengatakan negosiasi untuk Turki bergabung dengan Uni Eropa akan berakhir jika pemerintah Turki memutuskan menghidupkan kembali hukuman itu.

Juru bicara Kanselir Jerman Angela Merkel, Steffen Seibert mengatakan kepada wartawan di Berlin pada Senin (18/7), Uni Eropa merupakan komunitas dengan nilai-nilai. Oleh karenanya negara yang memberlakukan hukuman mati tak bisa menjadi anggotanya.
 
Untuk saat ini, ia mengatakan Jerman dan negara-negara Uni Eropa lainnya sedang mengawasi debat internal di Turki yang sedang membahas apakah hukuman mati akan berlaku kembali atau tidak. Namun Uni Eropa menegaskan posisinya.
 
"Kami tegas menolak hukuman mati dan lembaga hukuman mati akan berarti mengakhiri negosiasi untuk bergabung dengan Uni Eropa," katanya.
 
Uni Eropa dan Amerika Serikat mengatakan, Turki harus menghormati demokrasi dan hak asasi manusia dalam merespons kudeta yang gagal di negara itu. Washington dan Brussels sepakat perlunya Turki menghormati demokrasi, hak asasi manusia, dan kebebasan fundamental.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement