REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menandatangani Nota Kesepahaman Bersama (NKB) di bidang Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) dengan Menteri Perdagangan Selandia Baru, Todd Mcclay, di hadapan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. Penandatanganan yang dilakukan Senin (18/7) ini bertujuan untuk meningkatkan kerja sama antarpemerintah dan memfasilitasi sektor swasta dalam pengembangan energi baru terbarukan dan konservasi energi.
Sudirman menjelaskan, saat ini potensi energi baru terbarukan di Indonesia sekitar 801,2 Giga Watt (GW), namun pemanfaatannya baru mencapai 8,66 GW, atau sekitar satu persen dari total potensi yang ada. Ia berharap kerja sama dengan Selandia Baru dapat mendukung percepatan pengembangan EBT, khususnya panas bumi, termasuk dalam memenuhi target kelistrikan 35 ribu MW.
“Sebagai negara yang telah menerapkan prinsip efisiensi energi dengan sumber listrik yang lebih dari 80 persennya berasal dari sumber energi terbarukan, antara lain panas bumi, hydropower, dan tenaga angin, Selandia Baru akan menjadi mitra strategis,” kata Sudirman.
Sudirman menambahkan, kerja sama yang disepakati hari ini mencakup pertukaran informasi dan pembelajaran dalam penerapan regulasi dan pengembangan EBT dan adanya bantuan teknis dan peningkatan kapasitas untuk memfasilitasi peningkatan produksi EBT, terutama panas bumi, termasuk penyediaan bantuan berbasis komersial.
"Juga ada studi pascasarjana dan pelatihan kejuruan jangka pendek dalam bidang EBT, termasuk melalui program beasiswa Selandia Baru dan ASEAN, dan program Penganugerahan Pelatihan Jangka Pendek," ujarnya.
Kedua negara juga bakal memperbanyak penyelenggaraan simposium, konferensi, lokakarya, dan seminar; pelatihan bersama, termasuk pengembangan modul pelatihan, dan kegiatan penelitian dan pengembangan, termasuk pertukaran informasi ilmiah dan teknis.
Pemerintah Indonesia dan Selandia Baru juga sepakat untuk melibatkan sektor swasta dalam pengembangan EBT, terutama inisiatif yang mendukung percepatan pengembangan EBT di kedua negara.
Sebelumnya, Indonesia dan Selandia Baru telah menjalin kerja sama di sektor energi, khususnya panas bumi, yaitu kerja sama dengan PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) dalam memberikan asistensi teknis untuk peningkatan kapasitas, kerja sama antara Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan New Zealand Joint Geothermal Courses dalam mengembangkan 10 modul pelatihan, serta kerja sama dengan Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API) dalam peningkatan kapasitas dan pertukaran tenaga ahli.