Senin 18 Jul 2016 22:03 WIB

RSIA Sayang Bunda Keluarkan Rekam Medis Korban Vaksin Palsu

Rep: Kabul Astuti/ Red: Ilham
Vaksin palsu (ilustrasi)
Foto: Republika/Mardiah
Vaksin palsu (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Salah satu dari 14 rumah sakit yang menggunakan vaksin palsu, RSIA Sayang Bunda, yang berada di Jalan Raya Pondok Ungu Permai, Kab Bekasi, Jawa Barat akhirnya mengeluarkan rekam medis pasien terduga terpapar vaksin palsu pada Senin (18/7). Hal itu disampaikan oleh tim kuasa hukum pasien korban vaksin palsu selepas mediasi tertutup.

"Sudah dicapai satu kesepakatan yang kemarin diminta dari pihak orang tua, rekam medis hari ini sudah bisa diambil," kata tim kuasa hukum orang tua pasien vaksin palsu, Teja Yulianto, Senin (18/7), di hadapan ratusan orang tua pasien. Untuk memudahkan, menurut dia, rekam medis dapat diambil satu pintu di tempat koordinator pasien korban vaksin palsu, Roni, yang beralamat di Perum Kavling Taman Wisata Cendrawasih Blok C 12, belakang Danau Marakash.

Kendati demikian, belum semua rekam medis pasien dapat diberikan. Rekam medis yang dapat diberikan baru yang sudah menyerahkan data kepada koordinator korban dan tim kuasa hukum. Menurut Teja, jumlah korban yang sudah ditabulasi sekitar 100 pasien. Teja meminta supaya orang tua yang merasa terindikasi korban vaksin palsu untuk mengumpulkan data anaknya kepada koordinator.

Tim kuasa hukum juga mengimbau kepada orang tua pasien untuk tetap hati-hati. Kepada pihak manajemen RSIA Sayang Bunda, kuasa hukum meminta supaya salah satu poin dalam surat kesepakatan yang sudah telanjur ditandatangani 21 orang tua balita yang sudah mendapatkan vaksinasi ulang pada Senin (18/7) pagi tadi, dihilangkan. Poin tersebut kurang lebih berbunyi, "Atas persetujuan ini, apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, saya tidak akan menuntut siapapun."

Kuasa hukum meminta supaya poin ini dihapus lantaran dianggap sebagai jebakan. Apabila masih tertera poin tersebut, tim kuasa hukum mengimbau orang tua untuk tidak menandatangani. Masalah hukum berkaitan dengan vaksin palsu akan tetap berjalan sesuai prosedur.

"Masalah hukum tetap jalan. Tadi dari pihak kepolisian sudah sampaikan pidananya tetap jalan. Jadi jangan diartikan ini selesai, terus langkah hukum selesai," imbuh salah satu anggota tim kuasa hukum.

Teja meminta orang tua tetap tenang dan sabar untuk menghindari keributan. Pihak RSIA Sayang Bunda berjanji akan bertanggung jawab terhadap pemberian vaksin palsu tersebut. Sejumlah poin aspirasi dari orang tua pasien kemudian ditulis dalam bentuk notulensi yang ditandatangani Direktur RSIA Sayang Bunda.

Beberapa poin tersebut antara lain menyatakan bahwa anak terpapar vaksin palsu berhak mendapatkan cek medis secara keseluruhan. Biaya cek medis di rumah sakit manapun ditanggung oleh RSIA Sayang Bunda.

Poin berikutnya, anak yang terpapar vaksin palsu akan mendapatkan vaksinasi ulang. Pihak RSIA harus menerbitkan rekam medis pasien terduga terpapar vaksin palsu. Apabila orang tua tidak bersedia anaknya divaksin ulang di RSIA, rumah sakit akan mengganti seluruh biaya vaksin yang dikeluarkan. RSIA juga diminta bertanggung jawab terhadap dampak kesehatan yang mungkin timbul di kemudian hari. Sesuai hasil mediasi, poin-poin tersebut akan dijawab secara tertulis pada Jumat (22/7).

Koordinator pasien korban vaksin palsu RSIA Sayang Bunda, Roni menambahkan apabila pada Jumat (22/7) besok pihak manajemen RSIA Sayang Bunda tidak bisa memberikan jawaban memuaskan, pihaknya akan menentukan langkah-langkah kemudian. "Seandainya ada yang tidak dipenuhi, kita akan tentukan langkah kemudian tentunya melibatkan orang tua pasien semua sesuai jalur hukum dan komitmen kita," kata Roni.

Diketahui, RSIA Sayang Bunda merupakan salah satu dari 14 rumah sakit yang menggunakan vaksin palsu. Mediasi terbuka di rumah sakit ini berlangsung ricuh pada Senin (18/7) pukul 14.00. Direktur RSIA Sayang Bunda sempat kabur ke lantai dua, kemudian mediasi dilanjutkan di ruangan tertutup. Hasil mediasi tertutup ini dibacakan oleh tim kuasa hukum pasien korban vaksin palsu di halaman RSIA Sayang Bunda sekitar pukul 17.00.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement