Selasa 19 Jul 2016 07:39 WIB

Golkar Bersyukur Atas Gagalnya Kudeta Terhadap Presiden Erdogan

Masyarakat menduduki tank yang digunakan militer untuk melakukan kudeta di Turki.
Foto: EPA
Masyarakat menduduki tank yang digunakan militer untuk melakukan kudeta di Turki.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto menyatakan mengutuk berbagai upaya pengambil-alihan paksa kekuasaan yang sah melalui kudeta, apalagi kalau dilakukan oleh militer.

'' Kasus kudeta militer di Turki adalah contoh bagaimana Partai Golkar tidak suka cara-cara inkonstitusional tersebut, apalagi sampai menewaskan ratusan warga sipil. Karena itu pula, Partai Golkar bersyukur atas gagalnya upaya kudeta militer yang akan menggulingkan kepemimpinan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan,'' kata Setya Novanto melalui //release// yang dikirimkan ke Republika.co.id, Selasa (19/7).

Menurut Novanto, upaya kudeta militer di dalam sebuah negara demokrasi sesungguhnya sangat tidak dibenarkan. Sebab, ada cara yang lebih demokratis dan prosedural dalam soal pergantian sebuah kekuasaan negara dan pemerintahan. ''Terlalu mahal harga yang harus dikorbankan bagi bangsa dan negara Turki jika kudeta militer itu terjadi,'' ujarnya.

Dikatakan Novanto, Partai Golkar yang pernah menerima kunjungan Presiden Erdogan ke Indonesia itu melihat bahwa Turki di bawah Kepemimpinan Presiden Erdogan telah menjadi kekuatan ekonomi yang diperhitungkan di antara negara-negara di Eropa dan juga dunia.

Selain itu, menurut Novanto, demokrasi di Turki juga telah menunjukkan kompatibilitas Islam dengan nilai-nilai demokrasi dalam praktek bernegara.

"Partai Golkar mengecam dan mengutuk upaya-upaya inkonsitusional dalam perebutan kekuasaan di Turki dan juga di negara-negara lainnya" tambah Novanto.

Novanto berharap agar Presiden Erdogan segera dapat menyelesaikan konflik politik di Turki  dan pemulihan situasi politik kembali menjadi kondusif.

Selain itu, Novanto juga meminta kepada WNI, baik yg sedang melancong, belajar dan bekerja di Turki, untuk menjauhi pusat-pusat keramaian agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan sebelum benar-benar kondisinya pulih seperti sedia kala. "Kepada Kementerian Luar Negeri RI agar dapat pro-aktif melindungi WNI yang berada di sana," pungkasnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement