Selasa 19 Jul 2016 09:11 WIB

'Jika Benar Santoso Mati, Sisa Anggotanya di Hutan Poso akan Menyerah'

Petugas kepolisian menunjukkan foto 10 orang anggota kelompok Santoso yang tertembak oleh Satgas Operasi Tinombala 2016 di Mapolda Sulawesi Tengah, Palu, Kamis (30/6).
Foto: Antara/Basri Marzuki
Petugas kepolisian menunjukkan foto 10 orang anggota kelompok Santoso yang tertembak oleh Satgas Operasi Tinombala 2016 di Mapolda Sulawesi Tengah, Palu, Kamis (30/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Analis terorisme dan intelijen dari Universitas Indonesia Ridlwan Habib mengingatkan agar aparat keamanan mewaspadai ancaman teror di dalam Kota Poso, Sulawesi Tengah, pasca-beredar kabar tewasnya pimpinan kelompok teror Santoso dalam Operasi Tinombala.

"Jika benar Santoso tewas, ancaman teror di dalam kota akan meningkat. Ada retaliasi atau pembalasan dendam, ini harus jadi kewaspadaan aparat," ujar Ridlwan di Jakarta, Selasa (19/7).

(Baca: Pengamat: Sosok yang Tewas Tertembak di Poso Sangat Mungkin Santoso)

Aparat gabungan dalam Operasi Tinombala dikabarkan berhasil menembak mati pimpinan teroris di hutan Poso, yang belakangan menyatakan diri bergabung dengan kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) yakni Santoso, Senin (18/7).

Buronan sejak tahun 2011 ini diduga tewas bersama seorang anggota kelompoknya. Sedangkan dua perempuan yang bersamanya melarikan diri. "Jika benar itu Santoso, ini sebuah keberhasilan operasi counter gerilya oleh Polri dan TNI," ujar Ridlwan.

Operasi counter gerilya dilakukan dengan cara menyekat pergerakan kelompok Santoso. Mereka didesak mundur ke wilayah yang vegetasi hutannya lebat dan sulit bahan makanan.

"Karena didesak ke wilayah sulit bahan makanan maka mereka putus asa. Akhirnya keluar hutan, ke pinggiran, maka bisa diserang oleh pasukan Kostrad," jelas alumni S2 Kajian Stratejik Intelijen UI tersebut.

Ridlwan memperkirakan sisa anggota kelompok Santoso di dalam hutan Poso akan menyerah. Dua tokoh lain di dalam kelompok Santoso yakni Basri dan Ali Kalora diperkirakan akan turun gunung. (Baca: Kabar Kematian Santoso, Perlawanan Teroris Melemah atau Makin Nekat?)

"Anggota yang lain juga akan menyerah karena mereka kehilangan figur pemimpin. Selama ini mereka bertahan karena takut dengan Santoso," kata Ridlwan.

Sementara itu terkait kabar adanya dua wanita yang berhasil lolos, Ridlwan menduga mereka adalah istri Santoso dan istri Ali Kalora.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement