Selasa 19 Jul 2016 11:29 WIB

Kasus Baru HIV-AIDS Semakin Banyak di Tasikmalaya

Rep: Fuji E Permana/ Red: Andi Nur Aminah
HIV/AIDS
Foto: pixabay
HIV/AIDS

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Komisi Penanggulangan Aids (KPA) dan Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya mencatat penemuan kasus baru HIV-AIDS sejak 2004. Sampai saat ini penemuan kasus baru HIV-AIDS terus bertambah setiap tahunnya.

Pengelola Program IMS dan HIV-AIDS, Ari Kusmara mengatakan, berdasarkan catatanya dari 2004 sampai 2012 kasus HIV-AIDS terbanyak ditemukan pada 2007. Penemuan kasus baru HIV-Aids sepanjang 2007 mencapai 49 orang. Kemudian penemuan kasusnya terus mengalami penurunan sampai 2012.

Sejak 2012 sampai 2016 penemuan kasus baru HIV-AIDS terus bertambah setiap tahunnya. Berdasarkan catatan KPA dan Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, pada 2012 ditemukan 12 kasus baru, 2013 ditemukan 28 kasus baru dan pada 2014 ditemukan 35 kasus baru.

"Sepanjang 2015 ditemukan 58 kasus baru, di 2016 baru setengah tahun sudah ditemukan 41 kasus baru HIV-AIDS," kata Ari kepada Republika.co.id, Selasa (19/7).

Ia menerangkan, jadi sepanjang 2004 sampai Juni 2016 sudah ditemukan 386 pengidap HIV-AIDS di Kota Tasikmalaya. Sebanyak 41 kasus baru di 2016 ditemukan pada beberapa kelompok. Pada kelompok laki-laki suka laki-laki (LSL) ditemukan 21 orang pengidap HIV-AIDS, kelompok heterosex 15 orang dan kelompok pengguna jarum suntik (narkoba) dua orang.

Selain itu, Ari mengatakan ada tiga anak yang mengidap HIV-AIDS karena tertular dari ibunya. Anak-anak yang tertular itu berusia delapan, sembilan dan 13 tahun.

Penularan HIV-AIDS di 2015 didominasi kelompok heterosex. Ari menjelaskan, dari 58 kasus yang ditemukan sepanjang 2015, 57 persennya kelompok heterosex. Kemudian, 22 persen kelompok homosex, 19 persen penularan dari ibu ke anak dan 12 persen akibat penggunaan jarum suntik (narkoba). "Tapi, di 2016 kelompok yang paling banyak mengidap HIV-AIDS didominasi kelompok homosex," ujar Ari.

Ari mengatakan, dari penemuan 41 kasus baru tersebut, sebanyak 51 persennya didominasi kelompok homosex. Kemudian, 37 persen kelompok heteresox, 7 persen penularan dari ibu ke anak dan 5 persen akibat penggunaan jarum suntik (narkoba).

Tapi, menurut Ari, kelompok homosex biasanya menggunakan narkoba terlebih dahulu sebelum akhirnya mengidap HIV-AIDS. Selain kegiatan berisiko tinggi terjangkit HIV-AIDS, kelompok homosex juga banyak yang menggunakan narkoba.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement