REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Terorisme dari Universitas Malikus Saleh Al Chaidar mengatakan, kematian Santoso dan tertembaknya Basri belum tentu membuat operasi gabungan TNI-Polri selesai.
"Meski Santoso mati dan Basri tertembak, namun kepolisian harus tetap waspada. Sebab anggota Santoso yang masih tersisa bersiap-siap melarikan diri ke Mindanao, Filipina Selatan karena jaraknya dari Poso yang paling dekat," katanya, Selasa, (19/7).
Kalau mereka melarikan diri ke Mindanao, ujar Al Chaidar, ada kemungkinan mereka akan menyusun kekuatan lagi. Setelah menguat akan melakukan serangan lagi di Indonesia.
Makanya, kata dia, kepolisian harus mengejar semua sisa-sisa anggota Santoso yang masih hidup di hutan. Mereka semua harus ditangkap sebelum sempat lari ke Mindanao.
Meski saat ini Mujahidin Indonesia Timur (MIT), yakni kelompok Santoso akan runtuh, namun kepolisian perlu waspada akan kemunculan Mujahidin Indonesia Barat (MIB). "Persiapan munculnya MIB sudah terlihat. Bahkan, tanda-tandanya dan anggota-anggotanya sudah diidentifikasi oleh kepolisian. MIB juga sudah dipantau oleh polisi sejak lama," kata Al Chaidar.
Baik MIT maupun MIB ini sama-sama berafiliasi ke ISIS. Kepolisian harus makin waspada dengan kemunculan MIB.